Kamis, 31 Desember 2015

Wisata Pantai Di Malang

1. Pantai Goa China

pantai goa cina 

 

Pantai Goa China adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di Dusun Tumpak Awu, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Nama asli pantai ini adalah Pantai Rowo Indah, namun karena pernah terjadi peristiwa kematian seorang China yang sedang bertapa di dalam goa yang ada di kawasan pantai ini, nama Rowo Indah kalah popular daripada Goa China sampai sekarang. Tidak ada catatan resmi tahun berapa tragedi itu terjadi, namun warga sekitar pantai meyakini sekitar 20 tahunan silam. Dari Pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan menuju Pantai Goa China ini hanya perlu waktu 15 menit saja karena kedua pantai ini hanya berjarak tak lebih dari 7 km. Aksesnya pun sangat mudah karena melewati jalur lingkar selatan (JLS) dengan aspal yang mulus. Terdapat petunjuk arah dan rambu yang akan memandu pengunjung untuk menuju lokasi. Tetapi Anda harus tetap berhati-hati karena jalannya berkelok-kelok dan berada di sisi jurang. Sebelum memasuki Pantai Goa China kita akan melewati Jembatan Bajulmati yang berada di atas muara laut tersebut. Jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 80 meter dengan lebar sekitar 20 meter untuk dua jalur. Arsitekturnya cukup bagus dengan tiang melengkung di tengah jembatan dengan posisi membujur. Ketinggian tiang mencapai 20 meter. Model jembatan ini khas sekali sehingga cukup artistik. Jarak sekitar satu kilometer ke arah timur dari jembatan itu, ada pintu masuk menuju Pantai Goa China. Sayang, akses dari JLS menuju Pantai Goa China agak susah, sekitar 500 meter jalan rusak parah. Jalannya sebenarnya cukup lebar, namun karena jalan dari tanah tidak rata dan banyaknya bebatuan kapur. Apalagi ketika tergenang hujan, jalan cukup lembek dan licin. Namun sulitnya medan itu sebanding dengan panorama alam yang disajikan Pantai Goa China. Tiket masuk Pantai Goa China sebesar Rp 4.000 dan parkir kendaraan sebesar Rp 5.000. Luas area Pantai Goa China tidak begitu luas, namun keberadaan tiga pulau yang berada di tengah-tengah pantai membuat pandangan lebih indah. Tiga pulau itu adalah [[[Pulau Bantengan]], Pulau Goa China dan Pulau Nyonya. Di pinggir pantai ini cukup asri, pohon-pohon berbagai jenis seperti pohon cembirit, ketapang, dan pohon jenis tutup berjajar rapi di area pinggir pantai. Pohon-pohon ini cukup meneduhkan pengunjung, apalagi di bibir pantai yang cukup jernih hingga kelihatan batu karangnya. Keberadaan goa di pantai ini terletak di sisi kanan pantai sekitar 50 meter dan berada di bukit karang. Goa tersebut sebenarnya tidak begitu bagus, hanya rongga biasa yang menjorok sekitar delapan meter dengan ketinggian sekitar dua meter. Siapa pun bisa dengan mudah masuk. Ruangan di dalamnya juga cukup lebar, bisa untuk dua orang berjalan beriringan. Lebarnya kira-kira dua meteran. Meski namanya goa, tapi tidak terlihat batu-batu stalaktit maupun stalakmit yakni batu-batu yang menjorok tajam dari atas goa maupun dari sisi tebing maupun dasr goa. Jadi, goa ini lebih tepat disebut sebagai rongga yang ada di dalam karang. Meski begitu, goa terlihat memiliki nilai magis yang kuat. Selain popular dengan keberadaan goanya, pantai ini juga menyajikan fenomena alam yang langka, yakni terjadinya gelombang bersimpangan tidak keruan dari tiga arah, selatan, timur dan barat. Arus gelombang itu selalu bertabrakan di antara Pulau Bantengan dan Pulau Nyonya. Karena arus gelombang yang bertabrakan demikian kuat, sehingga memunculkan suara bergemuruh. Inilah salah satu fenomena alam yang cukup langka di pantai Malang Selatan. Karena besarnya ombak, tidak ada perahu nelayan yang berani bersandar di pantai ini. Kawasan Pantai Goa China ini hanya menjadi jalur lalu lintas para nelayan dari segala penjuru menuju Pantai Sendangbiru. Berbagai fasilitas terdapat di pantai ini misalnya warung makan, musholla, masjid, kamar mandi, dan tempat parkir akan membuat liburan Anda terasa menyenangkan.

 

2. Pantai Balekambang Bantur 57 km dr Kota Malang

 

Pantai Balekambang 

 

Pantai Balekambang adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif masuk wilayah Dusun Sumber Jambe, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1] dan merupakan salah satu wisata andalan Kabupaten Malang sejak 1985 hingga kini. Daya tarik Balekambang utamanya tentu panorama alam, gelombang ombak yang memanjang hampir dua kilometer, serta hamparan pasir nan luas. Area pasir putih terlihat bersih dari sampah maupun kotoran sehingga cukup nyaman bagi pengunjung untuk bermain dan berolahraga. Bahkan tak jarang di pantai ini menjadi tempat latihan sejumlah klub sepakbola seperti Arema dan Persema. Pantai ini mulai berkembang dan disinggahi masyarakat luas tahun 1978, setelah adanya pembukaan akses jalan yang dilakukan Kades Srigonco Tukiran. Nama Balekambang kian dikenal setelah secara resmi dibuka sebagai salah satu tempat wisata oleh Bupati Malang, Eddy Slamet pada 1983. Saat itu jalan pun sudah dimakadam. Pantai ini pula diresmikan sebagai tempat perkemahan pramuka Kabupaten Malang. Kini, akses menuju Balekambang sudah mudah dan nyaman, pengunjung hanya kesulitan ketika berada di kawasan Jurang Mayit karena tanjakan yang menikung tajam. Tetapi, jalannya sudah beraspal mulus karena aksesnya yang bagus, hanya butuh waktu tak lebih dari 30 menit dari kota Kecamatan Bantur ke Balekambang. Pantai Balekambang terus berbenah, sejumlah fasilitas tambahan disediakan pengelola, salah satunya flying fox. Permainan ini dilaunching sejak Agustus 2012, namun flying fox ini hanya buka setiap Sabtu-Minggu. Selain flying fox, permainan untuk anak-anak juga menjadi daya tarik. Beragam varian mainan seperti ayunan, patung hewan lengkap tersedia. Bahkan tak lama lagi akan disediakan persewaan ATV. Pantai Balekambang selain sebagai wisata alam , juga bisa disebut sebagai tempat wisata religi. Karena pada hari-hari tertentu, ribuan pengunjung datang ke pantai ini untuk melakukan ritual. Bagi umat Islam, mereka menjalani ritual dengan berziarah ke makam Syaikh Abdul Jalil, orang pertama yang membabat Pantai Balekambang. Setiap tanggal 1 Sya’ban, para peziarah meluber ke makam yang berada terpencil di tepi Kali Berek, jaraknya sekitar 1 km sebelum masuk Pantai Balekambang dari arah Bantur. Asal usul Syaikh Abdul Jalil dikabarkan berasal dari Jogjakarta. Dia adalah seorang keluarga ningrat yang memiliki ilmu agama cukup tinggi, karena itu pengaruhnya di masyarakat begitu kuat. Apalagi Syaikh Abdul Jalil termasuk yang tidak mau kompromi kepada penjajah Belanda, karenamya Belanda menjadikannya sebagai orang yang harus disingkirkan. Selain umat Islam, umat Hindu pun menjadikan pantai ini sebagai tempat ibadah utama setiap setahun sekali. Tepatnya pada hari raya Nyepi, lokasinya di Pura Amarta Jati yang berada di Pulau Ismoyo. Pulau ini menjorok masuk dari bibir pantai sekitar 70 meter yang dihubungkan dengan jembatan. Keberadaan pura ini bagai magnet tersendiri bagi Pantai Balekambang. Tradisi Nyepi dengan menggelar ritual keagamaan Hindu selalu dinantikan wisatawan dari berbagai daerah, termasuk wisatawan asing. Di sekitar Pantai Balekambang juga sudah tersedia penginapan untuk para pengunjung. Pertama yaitu di penginapan Bamboo terdapat 8 kamar yang dibandrol Rp 150 ribu perharinya. Sedangkan yang terbaru adalah Hotel Wibisana sebanyak 10 kamar, yang kualitasnya lebih baik dibanding penginapan Bamboo. Kamar baru ini kelasnya dibandrol dengan tarif Rp 250 ribu per hari. Untuk kategori Large bisa menampung hingga enam orang dengan didukung fasilitas kamar mandi dan listrik. Dua jenis tipe penginapan ini memiliki fasilitas yang memadai dan seluruhnya menyuguhkan view langsung pantai dan laut lepas.

 

Wisata Pendakian gunung

Wisata Gunung Bromo 

 

 

Berkuda keliling Gunung Bromo 

 

Wisata Pemandian dan Kolam Renang di Malang

1. Pemandian Selecta Batu 5 km dr Kota Malang

selecta 

 

Kota Wisata Batu merupakan salah satu wilayah yang terkenal akan beragam objek wisata, mulai dari wisata alam, wisata bahari, wisata agro hingga wisata bermain keluarga dan masih banyak lainnya. Salah satu objek terkenal di Kota Wisata Batu adalah daerah Selecta yang terkenal akan taman bunga dan pemandiannya yang sudah beridir sejak tahun 1930. Taman Rekreasi Selecta ini sendiri berlokasi di Desa Tulungrejo – Kota Batu, Jawa Timur yang didirikan oleh warga negara Belanda bernama Ruyter de Wildt. Dahulunya Taman Rekreasi Selecta menjadi tempat wisata dan persinggahan yang ditujukan untuk warga Belanda ketika berkunjung ke Kota Malang. Namun kini, Taman Rekreasi Selecta sudah menjadi objek wisata yang menarik dan patut Anda coba ketika berada di Kota Wisata Batu dan Kota Malang. Di Selecta ini Anda akan disajikan kebun bunga dengan beragam warna yang indah dan asri dengan suasana sejuk ala Kota Batu. Karena pemandangan yang disajikan taman bunga di selecta ini menakjubkan, tidak salah jika banyak wisatawan yang betah berlama lama duduk santai menikmati keindahan taman bunga dengan hembusan udara sejuk dari pegunungan. Banyak orang berpendapat bahwa Taman Bunga Selecta seperti taman bunga di Negeri Holland sana, tidak salah jika Selecta menjadi objek wisata menarik dan tidak kalah dengan objek wisata lainnya yang pernah Anda kenal. Selain taman bunga, Anda juga bisa singgah ke pemandian / kolam renang Selecta yang terkenal akan kesegaran dan kejernihan airnya. Jadi tunggu apalagi, jadikan Taman Rekreasi Selecta menjadi objek wisata Anda bersama keluarga untuk mengisi akhir pekan ini.

Museum & Perpustakaan di Kota Malang

1. Museum Brawijaya Malang

brawijaya-museum   

 

Museum Brawijaya adalah salah satu mesuem yang menyimpan banyak sekali sejarah – sejarah jaman penjajahan. Barang – barang peninggalan para pahlawan kita terjajar rapi disana. Dari mulai barang yang paling kecil seperti radio hingga barang – barang besar seperti mobil dan senjata – senjata.Tahun 1952. Museum didirikan dengan melatar belakangi perjuangan TKR dan rakyat Jatim dari Agresi Militer Belanda I dan II. Museum Brawijaya dibangun atas prakarsa oleh brigjen TNI (Purn) Soerachman Pengdam VIII/BRW Tahun 1959 – 1962. Motto Museum Brawijaya "CITRA UTHA PANA CAKRA (cahaya yang membangkitkan semangat)".Museum Brawijaya diresmikan pada tanggal 04 Mei 1968 oleh Kolonel Pur. Dr. Soewondo. Terkenal dengan nama CITTA UTTHAPANA CAKRA yang berarti Api Penyebar Semangat dengan luas area mencapai 6825 m2, terbagi atas 2 area utama. Yaitu area pamer dan perkantoran. Berikut ini beberapa koleksi dari museum Brawijaya. Di depan museum itu dipajang koleksi Tank yang digunakan pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian ada senjata penangkis Serangan Udara yang disita oleh BKR pada September 1945 dari tangan Tentara Jepang. Meriam Cannon 3,5 Inch yang diberi nama Si Buang disita oleh TKR di Desa Gethering Gresik dari Tentara Belanda pada 10 Desember 1945. Kemudian Tank AMP-TRACK yang digunakan dalam pertempuran para pejuang TRIP.

Dibagian belakang museum terdapat icon dari Museum Brawijaya yaitu gerbong maut sebuah gerbong barang yang digunakan untuk mengangkut 100 Pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya dalam keadaan pintu tertutup rapat dan tanpa ada lubang angin, hingga menewaskan hampir seluruh penumpang dan menyisakan 12 orang selamat. Selain itu Di bagian depan museum dipajang koleksi Tank yang digunakan pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian ada senjata penangkis Serangan Udara yang disita oleh BKR pada September 1945 dari tangan Tentara Jepang. Meriam Cannon 3,5 Inch yang diberi nama Si Buang disita oleh TKR di Desa Gethering Gresik dari Tentara Belanda pada 10 Desember 1945. Kemudian Tank AMP-TRACK yang digunakan dalam pertempuran para pejuang TRIP. Koleksi lainnya yang terdapat di dalam museum yaitu:
mobil “DE SOTO USA”, mobil yang digunakan Kolonel Soengkono sebagai kendaraan dinas yang pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Divisi Brawijaya (Divisi I JATIM)1948-1950 di JATIM. Barang-barang peninggalan panglima besar jenderal Sudirman.
Foto-foto jaman perjuangan hingga foto Malang tempo dulu.
Komputer-komputer berukuran besar jaman dulu dan lain-lain.
Area pameran terbagi menjadi 5 area, yaitu:

1. Lokasi Halaman Depan Halaman depan Museum Brawijaya diberi nama “Agne Yastra Loca” yang berarti taman senjata api revolusi. Halaman depan tersebut merupakan ruang pameran terbuka yang memamerkan benda-benda bersejarah khususnya senjata-senjata berat dan kendaran lapis baja yang memiliki nilai sejarah.
2. Ruang Lobi. Pada ruangan ini terdapat tiga koleksi yang dapat dilihat oleh para pengunjung, diantaranya:
a.Relief penugasan pasukan Brawijaya
b.Relief kekuasaan Kerajaan Majapahit
c.Lambang- lambang kesatuan / Kodam seluruh Indonesia.

3. Ruang 1. Koleksi yang terdapat pada ruangan ini mulai dari tahun 1945 – 1949. Pada ruangan ini pengunjung akan diperlihatakan benda-benda bersejarah, seperti mobil De Soto, foto-foto mantan panglima Jawa Timur, senjata api, dsb. Yang paling menarik dari ruangan ini yaitu terdapatnya meja dan kursi yang digunakan oleh Bung Karno, Bung Hatta, Kol. Soengkono dalam melakukan perundingan terhadap pihak Belanda yang disebut dengan “Perundingan meja bundar”.
4. Ruang 2. Koleksi yang terdapat pada ruangan ini mulai dari tahun 1950 – sekarang. Di ruangan ini terdapat benda-benda bersejarah seperti komputer yang digunakan pada masa itu, dsb. Di ruangan ini juga terdapat foto-foto yang menarik untuk dilihat, seperti foto-foto yang menceritakan operasi khusus yang dilakukan dalam menumpas pemberontakan yang terjadi di Indonesia, dan juga terdapat foto-foto kota Malang tempo dulu.
5. Halaman Tengah. Pada ruangan terbuka ini, pengunjung akan diperlihatkan 2 buah benda bersejarah yang memiliki cerita tersendiri sehingga memberikan nama yang menarik pada kedua benda tersebut. Nama pada kedua benda tersebut adalah “Gerbong Maut” dan “Perahu Sigigir”.

 Sumber:museumindonesia/ufiqsosial

2. Museum Bentoel

  

foto: www.wikimapia.org 

 

Istilah ‘bentoel’ atau rokok ‘bentoel’ pasti tak asing di telinga Anda.  Ya, rokok ini memang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Namun tahukah Anda bahwa cikal bakal munculnya brand ini adalah di kota Malang. Bahkan di kota apel ini terdapat Museum Bentoel yang menarik untuk disambangi.

Museum Bentoel memang belum banyak dikenal orang. Maklum, museum ini baru dibuka untuk publik sejak akhir tahun 2013. Museum Bentoel berada di Pecinan Kecil atau Jalan Wiromargo 32 Klojen Malang, kira-kira 50 meter dari pertigaan Jl. Sersan Harun Pasar Besar Malang. Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 400 m2 dengan halaman yang cukup luas.
Bangunan yang terkesan kuno ini merupakan hasil dari renovasi dan rekonstruksi yang tampilannya mendekati keaslian rumah pemilik dan pendiri PT. Bentoel, Ong Hok Liong. Museum ini mengisahkan perjalanan Ong dalam mengawali usaha rokoknya dan mengelolanya sampai berkembang pesat. Dari lukisan yang dipajang di dalam museum, tertulis dengan jelas bagaimana kronologi berdirinya rokok Bentoel ini. Tahun 1910, Ong Hok Liong mencoba rokok dengan merajang tembakau menggunakan pisau khusus, mengeringkannya dan membukus dengan menggunakan klobot jagung. Ternyata inovasi baru yang ia ciptakan diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.
Kemudian Ong Hok Liong membuat beberapa brand rokok hasil ciptaannya menjadi beberapa merek seperti Boeroeng, Kelabang, Kendang, Djeroek Manis, dan Toerki. Namun rokok-rokok tersebut tidak mampu bersaing dengan baik di pasar alias kurang laku. Akhirnya Ong Hok Liong mengganti merek rokoknya menjadi Bentoel setelah ia melakukan perjalanan spiritual ke makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tahun 1935. Saat itu, Ong bermimpi melihat penduduk setempat memikul bentoel, sejenis talas atau umbi dari tanaman keluarga Araceae. Nama ‘bentoel’ itulah yang akhirnya ia anggap sebagai wangsit yang diterimanya selama menjalankan ritual. Terbukti, setelah ia mengganti merek rokoknya menjadi bentoel, usahanya pun makin berkembang.
Bahkan pada akhir tahun 1960-an, Bentoel Group menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi rokok kretek filter buatan mesin dan membungkus kotak rokoknya dengan plastik. Inovasi-inovasi ini kemudian menjadi standard pada industri tembakau nasional. Pada tahun 1990 perusahaan Bentoel menjadi perusahaan publik terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Rajawali Group mengambil alih pengelolaan dari perusahaan Bentoel pada tahun 1991. Kemudian pada tahun 2000, perusahaan Bentoel mengubah nama perusahaan menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Tahun 2009 British American Tobacco plc. mengakuisisi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. PT Bentoel Internasional Investama Tbk kemudian bergabung dengan PT BAT Indonesia Tbk pada tahun 2010, dengan tetap mempertahankan nama Bentoel.
Museum Bentoel memiliki beberapa ruangan yang berfungsi ganda yakni sebagai tempat usaha dan sebagai tempat hunian keluarga. Ruang depan, untuk berkumpulnya keluarga dan mengurus usaha, sedangkan bagian belakang sebagai tempat penyimpanan. Meskipun bangunan terlihat kuno, ruang bagian dalam museum ini sudah direnovasi dengan memberikan sentuhan modern. Tata letak ruang dan penempatan barang yang ada di dalamnya memberikan cerita perjalanan dari awal pendirian PT Bentoel. Menuju ke arah belakang menggambarkan kekinian dari sejarah Bentoel.
Memasuki area museum terdapat beberapa kursi tamu yang terletak di kanan kiri pintu masuk. Nama Ong Hok Liong dan lambang PT Bentoel yang berupa umbi bentoel atau talas terpampang di sisi kanan pintu masuk. Masuk ke dalam museum terdapat sebuah patung perunggu menggambarkan diri Ong Hok Liong. Di ruang bagian depan juga terdapat sejumlah foto, silsilah, kata-kata filosofi, dan kisah pemilihan nama perusahaan.  Perabotan yang ada merupakan perabotan asli yang dulu digunakan oleh Ong Hok Liong, seperti sebuah kulkas General Electric buatan Amerika yang dipajang di sisi tempat tidur kayu dalam kamar Blitar.

Dua ruangan di sisi kiri masing-masing menampilkan kisah saus racikan Ong Hok Liong yang memiliki cita rasa tersendiri sebagai pembeda rokok Bentoel dengan rokok lainnya. Juga ditampilkan perkembangan usaha Bentoel hingga pembuatan rokok kretek putih. Di ruang belakang dipajang berbagai koleksi rokok yang pernah diproduksi oleh Ong Hok Liong berupa lemari kaca.
Sentuhan modern dan multimedia membuat pengunjung merasa kerasan berlama-lama di tempat ini. Secara keseluruhan, pengunjung diajak melanglang buana mengikuti alur perkembangan Bentoel dari awal berdiri sampai kondisi saat ini, baik melalui barang-barang peninggalan, galeri foto, maupun dari multimedia.
Museum Bentoel buka tiap hari Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-15.00 WIB.  Tiket masuk museum ini gratis, tanpa dipungut biaya apapun. Pengunjung hanya diminta melapor dan mengisi buku tamu di kantor sekuriti dekat pintu gerbang masuk.
Untuk mencapai Museum Bentoel, Anda dapat naik kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Dari kota Malang, arahkan kendaraan Anda menuju Klojen atau Pasar Besar Malang. Dari pasar ini jaraknya hanya sekitar 50 meter. Museum ini cukup mudah dikenali sebab merupakan satu-satunya bangunan di Jl. Wiromargo 32 yang memiliki halaman luas. Jika menggunakan kendaraan umum, pengunjung bisa naik bus  jurusan Malang-Klojen dan turun di Pasar Besar Malang. Dari sini Anda dapat menumpang ojek hingga ke lokasi.

 

3. Museum zoologi Frater Vianney

 

 

Museum zoologi  

 

Museum Vianney, Fr. Clemens BHK selaku Direktur dari Museum tersebut sedang berada di tempat, sehingga kami dapat bertatap muka dan berbincang-bincang dengan beliau. Mungkin dari sekitar lima museum yang terdapat di Malang Raya, Museum Zoologi “Frater Vianney BHK” atau lebih sering disebut dengan “Museum Vianney,” adalah museum yang kurang populer di kalangan masyarakat Kota Malang. Lokasi museum yang cukup jauh dari pusat kota serta publikasi yang kurang, menjadikan museum ini tidak dikenal luas. Pengunjung museum ini rata-rata adalah anak-anak sekolah, dan kelompok-kelompok tertentu yang memiliki minat terhadap Zoologi. Jarang sekali terlihat masyarakat umum yang sengaja berkunjung ke tempat ini. Museum yang terletak di Jalan Karangwidoro 7, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini, berada tidak jauh dari lokasi Candi Badut dan Candi Karangbesuki. Ratusan spesimen konkologi (cabang zoologi yang mempelajari kerang-kerangan darat dan laut) serta herpetologi (cabang zoologi yang mempelajari reptil) dalam keadaan sudah terklasifikasi. Koleksi yang sangat langka dan satu-satunya di Indonesia ini memang sangat cocok dijadikan media pembelajaran bagi para pelajar dan masyarakat umum.

Direktur Museum Zoologi, Frater M. Clemens BHK, menjelaskan bahwa ratusan koleksi museum itu adalah gabungan dari koleksi almarhum gurunya, Frater Vianney BHK dan koleksinya sendiri. Koleksi itu meliputi sedikitnya 80 famili hewan Mollusca (hewan avertebrata bertubuh lunak) yang ada di Indonesia. Ratusan spesimen di museum ini sudah tertata dan diidentifikasi dengan baik oleh kedua Frater tersebut; dan sebagian disumbangkan ke Perguruan Tinggi.
Gedung museum ini sendiri sebenarnya sudah cukup layak, hanya memang kurang luas, sehingga jika pengunjung cukup banyak, dipastikan mereka akan saling berdesakan. Museum ini terdiri dari dua ruang utama; ruang pertama untuk ruang terima tamu dan menyimpan beberapa koleksi kerang, ular hidup, dan penyu, sementara ruang kedua berisi lemari-lemari besar yang bagian depannya ditutup dengan kaca untuk display koleksi aneka macam kerang, dan beberapa hewan yang diawetkan. Semuanya terawat dengan baik. Dari semua koleksi yang dikumpulkan di sini, yang paling mencolok adalah koleksi kerang yang mencakup segala macam ukuran dan bentuk, seperti Kima yang berukuran besar, Kerang Mutiara berbentuk pipih, Telescopium yang menyerupai teleskop. Juga terdapat Nautilus  yang selama 500 juta tahun bentuk fisiknya tidak mengalami perubahan sehingga dipuja sebagai fosil hidup. Juga kerang Epitonium yang sangat langka. Koleksi museum lainnya adalah burung Cendrawasih, burung hantu, kura-kura, kubung terbang. Dari kelas reptilia ada ular awetan basah meliputi ular weling, ular cincin mas, ular hijau; serta Iguana, dan juga terdapat awetan kering Singa (Panthera leo) hadiah dari Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ratusan pelajar dari berbagai sekolah secara berkala mengunjungi museum ini sebagai tempat pembelajaran terutama dalam bidang biologi. Bahkan untuk beberapa sekolah, kunjungan ke museum ini merupakan kunjungan berkala bagi anak didik baru agar lebih mengenal keanekaragaman fauna. 

Sekilas Kisah Fr.Clemens BHK

Mencermati gaya hidup Frater Maria Vianney BHK, penampilan, cara mengajar, kedekatannya dengan sesama, cinta pada ilmu pengetahuan, sangat mempesona dan memikat hati. Seluruh gaya hidup beliau berimbas pada saya selaku anak didiknya. Saya kagum dan merasa tertarik. Dari keterpesonaan inilah, akhirnya seluruh jalan hidup saya mengalir dan bermuara ke sumber dan muara yang dilewati oleh Vianney. Saya akhirnya dengan ikhlas menggabungkan diri dengan Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus (BHK). Pada 1961 saya resmi menjadi anggota kongregasi dalam acara penerimaan dan pengenaan busana (jubah) kebiaraan.

Mulai saat itu namaku yang semula JOHANES DJUANG KEBAN berubah menjadi Frater MARIA CLEMENS BHK. Juni 1963 saya menyelesaikan pendidikan Sekolah Guru A (SGA) dan dipindahkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk mengajar di Sekolah Dasar Katolik yang dikelola oleh Yayasan Swastisari. Sebelum itu, Vianney telah dipindahkan ke Ndao, Ende, Flores, sebagai kepala SGA Ndao. Rencana mutasi saya ke Kupang ternyata terhambat sulitnya mendapatkan kapal dari Larantuka ke Kupang. Saya disarankan untuk menunggu di Ende, yang selalu disinggahi dua kapal Pelni (KM Rainy dan KM Nanas) secara reguler. Betapa hati saya berbunga karena akan berjumpa dengan Vianney. Selama saya di Ende, beliau meminjami saya buku tentang ular Ophidia javanica. Buku ini karangan beliau sendiri. Saya diminta mempelajari dan meringkasnya untuk dibawa ke Kupang, Pulau Timor. Akhirnya, pada pertengahan September 1963 dengan KM Nanas saya tiba di Kupang, kota karang. Di sini niat mengoleksi bakat ‘turunan’ itu mulai kuwujudkan.

Kegiatan saya setiap hari Sabtu sepulang sekolah ialah bersepeda keluar kota Kupang bersama sejumlah anak SD. Kami memasuki semak belukar sepanjang pesisir pantai atau naik turun bukit kapur. Kegiatan ini memang ekstra repot. Harus membungkukkan tubuh, melirik ke lubang-lubang batu, barangkali di sana buruan-buruan kami sedang istirahat (ular, gecko, atau biawak).
Desember 1963, musim penghujan, tampak alam menghijau permai. Kami menangkap biawak (Varanus) yang asyik berkeliaran memangsa laron. Kali ini kami menangkap tiga ekor biawak. Biawak ini kemudian diteliti. Saya menyimpulkan bahwa ini bukan biawak biasa [umumnya disebut Varanus salvator, yang dagingnya biasa disantap]. Panjangnya mencapai dua meter. [Yang biasa ditangkap di Pulau Timor mencapai 80 cm.] Warna dasar cokelat tua diselingi bintik-bintik kuning. Biawak jenis ini biasa berkeliaran pada musim hujan.
Saya mengalami hambatan dalam proses pengawetan. Bagaimana harus menyuntik, memasukkan formalin 40 persen. Ada usulan bahwa saya berkonsultasi ke kantor Dinas Kehewanan. Akhirnya, saya berhasil menjumpai Bapak Djari. Selain dekan Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana, Bapak Djari juga menjabat kepala Dinas Kehewanan. Menurut beliau, formalin dapat dibeli di rumah sakit. Dan beliau berjanji membantu penyuntikan Varanus.
Akhirnya, saya mulai mengandalkan imajinasi saya. Pyton timorensis nama yang kuberikan kepada sejenis ular pyton yang saya tangkap di Pulau Timor. Untuk biawak kuberi nama Varanus timorensis meskipun saya sendiri menyangsikannya.
Seekor yang telah diawetkan saya kirim kepada Frater Vianney di Ende, Flores. Apa jawaban beliau? Ternyata, menurut Vianney, Varanus itu juga terdapat di Australia Utara. Sedangkan nama yang kuberikan sangat tepat, katanya.

http://pesonamalangraya.com/museum-vianney-satu-satunya-museum-zoologi-di-indonesia/

 

 

4. Perpustakaan Kota Malang

 

 

perpustakaan kota malang  

 

Perpustakaan Umum Kota Malang yang memiliki motto: “Pelayanan Sepenuh Hati; Membangun Indonesia Melalui Buku” ini, merupakan salah satu sarana umum bagi masyarakat yang gemar membaca ataupun bagi pelajar dan mahasiswa yang memerlukan informasi melalui media buku. Perpustakaan yang selesai dibangun pada tanggal 17 Agustus 1965 atas sumbangsih OPS Rokok Kretek dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1966 oleh Pemda Kotamadya Dati II Malang tersebut, dibangun kembali pada akhir tahun 2003 dan diresmikan tanggal 23 Desember 2004 oleh Walikota Malang Drs. Peni Suparto.

Desain eksteriornya juga sudah berubah total. Kalo dulu berwarna putih dan terkesan sepi, kini warnanya diganti dengan warna kuning dan oranye yang mencolok serta desain bangunannya juga sudah bergaya modern. Mungkin warna mencolok ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang sebuah perpustakaan yang biasanya sepi, kurang terawat, dan hanya untuk kalangan terbatas. Desain interiornya kini juga sudah memenuhi standar modern, nyaman, bersih, rapi, dan sesuai dengan tuntutan zaman pada saat ini. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Hot-Spot, katalog perpustakaan yang sudah menggunakan sistem komputer, ruang baca yang cukup nyaman, serta sarana fotocopy bagi yang ingin menyalin isi dari sebuah buku.

Sistem administrasinya juga sudah dibenahi. Mulai dari petugas yang melayani pendaftaran anggota baru, peminjaman dan pengembalian buku, serta fasilitas locker bagi pengunjung untuk menyimpan tas atau bungkusan yang memang dilarang untuk dibawa masuk ke area perpustakaan.

Pengunjung juga dilarang membawa makanan dan minuman ke area perpustakaan, serta dilarang merokok.  Secara garis besar perpustakaan ini memang dibagi menjadi tiga ruang utama; lantai pertama untuk ruang baca anak-anak, informasi, kantin, terima tamu, fotocopy, tempat pendaftaran anggota baru, serta locker.
Ruang Baca Anak didesain dengan warna-warna cerah khas anak-anak disertai gambar-gambar yang menarik perhatian; buku-buku yang disajikan juga lumayan lengkap mulai dari cergam, komik, hingga buku-buku pengetahuan ringan. Lalu ada satu ruang di bagian belakang perpustakaan untuk aneka macam pameran seperti pameran lukisan, foto, buku, serta kegiatan lainnya.
Ruang utama ada di lantai dua yang berisi buku-buku umum, ruang baca, dan internet.
Layanan Perpustakaan Kota Malang meliputi :
  • Layanan Peminjaman Buku
  • Layanan Perpustakaan Keliling
  • Layanan Penelusuran Bahan Pustaka
  • Layanan Layanan Referensi
  • Layanan CD Interaktif
Jam Buka Layanan
  • Senin – Jum’at : 08.00 – 20.00 WIB
  • Sabtu : 09.00 – 16.00 WIB
  • Minggu : 09.00 – 15.30 WIB
  • Hari Libur Nasional : 09.00 – 16.00 WIB
Penelusuran Bahan Pustaka

• Data Penelitian
• CD Ilmu Pengetahuan• Sarana Bermain Anak
• Warung Internet• Ruang Pertemuan
• Hotspot• Bis Layanan Keliling
• Ruang Baca Anak• Bedah Buku
• Ruang Baca Umum• Cafe
• Ruang Pameran• Ruang Publik
• Ruang Diskusi

Koleksi Buku :
  • Jumlah Buku : 42.819
  • Jumlah Judul : 26.155
  • Referensi : 5.060
  • Umum : 27.506
  • Anak-anak : 5.765

Pendaftaran Anggota :
  • Mengisi Formulir Pendaftaran
  • Berdomisili di Kota Malang
  • Melampirkan fotocopy KTP/KTM
  • Menyerahkan 3 lembar foto 2×3 cm
  • Kartu Anggota berlaku 1 tahun mulai saat pendaftaran
  • Kartu Anggota tidak dapat digunakan oleh orang lain
Peminjaman Bahan Pustaka :
  • Peminjaman dilakukan menggunakan kartu anggota
  • Jumlah maksimum peminjaman 2 (dua) eksemplar
  • Lama peminjaman maksimum 7 (tujuh) hari dan dapat diperpanjang 2x peminjaman
  • Untuk peminjaman berikutnya harus mengembalikan peminjaman sebelumnya
  • Untuk buku referensi, skripsi, tugas akhir, dan terbitan berkala atau serial tidak dapat dibawa pulang
Sanksi :
Keterlambatan pengembalian bahan pustaka dikenakan sanksi denda sebesar Rp 500,oo per hari untuk satu buku.
Kehilangan buku dikenai biaya Rp 5.000,00 per buku ditambah penggantian buku dapat berupa buku yang sama atau uang sejumlah :
  • 1 x harga buku untuk buku dalam negeri
  • 2 x harga buku untuk buku langka dalam negeri
  • 3 x harga buku untuk buku luar negeri
Perbaikan atas kerusakan buku dapat dilakukan oleh petugas maupun peminjam atas izin dari petugas.
Pencurian/merobek atau merusak bahan pustaka dikenai sanksi perihal perusakan fasilitas umum.

 http://pesonamalangraya.com/perpustakaan-umum-di-kota-malang-tempat-yang-nyaman-untuk-menambah-wawasan-melalui-buku/ 

Wisata Taman Kota & Ruang Terbuka di Malang

1. Tarekot (Taman Rekreasi Kota)

 

Tarekot  

 

Taman Rekreasi Kota Malang atau Tarekot terletak tepat di jantung kota, tepatnya di belakang Gedung Balaikota Malang. Taman ini dibangun bertujuan untuk memfasilitasi keinginan masyarakat Malang akan tempat rekreasi di tengah kota yang memadai dan terjangkau.

Tarekot ini tidak hanya memiliki sarana permainan untuk anak-anak, tetapi juga terdapat sarana olahraga (joging track, kolam renang, area senam bersama), sarana pendidikan (koleksi flora dan fauna), serta sarana belanja (stand produk unggulan dan stand makanan khas Malang). Berekreasi ke Taman Rekreasi Kota Malang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menyehatkan dan dapat menambah pengetahuan.

Namun sayangnya kondisi Tarekot kurang diperhatikan sehingga banyak fasilitas yang rusak dan tidak layak pakai lagi. Bahkan koleksi satwa yang ada di sini juga sudah banyak yang mati. Padahal tempat rekreasi ini bisa menjadi alternatif warga Malang yang ingin berwisata murah dan dekat.

2. Alun-Alun Kota Malang

 

 alun alun kota malang 

 

Alun-alun kota Malang adalah satu dari dua alun-alun yang dimiliki Malang. Alun-alun ini juga disebut dengan Alun-alun Jami' karena letaknya tepat di depan Masjid Jami' yang merupakan masjid kebanggaan warga Malang. Sedangkan alun-alun yang satunya lagi bernama Alun-Alun Bundar karena memang bentuknya lingkaran dan alun-alun ini terletak tepat di depan Balai Kota.

Alun-alun kota Malang merupakan ikon kota Malang yang juga sebagai tempat rekreasi yang tidak pernah sepi. Ada saja rombongan atau perorangan yang datang ke alun-alun ini. Mungkin karena letaknya yang strategis juga, tepat di jantung kota Malang dan dikelilingi oleh beberapa pusat perbelanjaan terkemuka seperti Ramayana, Sarinah, Mitra, Gajah Mada Plaza serta Malang Plaza. Selain itu, alun-alun ini juga berlokasi dekat dengan instansi pemerintahan serta beberapa fasilitas umum seperti hotel, kantor pos, bank, masjid, dan gereja.

Banyak yang bisa Ngalamers nikmati di alun-alun ini, salah satunya adalah air mancur dari kolam yang terletak tepat di tengah-tengah alun-alun. Saat weekend menjelang, alun-alun ini akan semakin bertambah ramai dengan remaja yang sedang berpacaran. Banyak orang berjualan juga disekitarnya, jadi Ngalamers sekalian tidak perlu khawatrir bakal kelaparan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah kebersihan alun-alun, karena ternyata masih banyak pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal hampir di setiap sudut alun-alun telah tersedia tempat sampah.

Wisata Air terjun di Malang

1. Air terjun Coban Rondo

coban rondo 

 

Coban Rondo  memiliki ketinggian sekitar 84 m dan berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut.  Airnya berasal dari sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik di musim kemarau.  Curah hujan rata-rata 1.721 mm/th, dengan bulan basah pada bulan Nopember sampai bulan Maret dan bulan kering pada bulan April sampai dengan Oktober dengan suhu rata-rata +/- 22°C. Air terjun ini berada dalam wilayah KPH Perum Perhutani Malang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pujon dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G. Sebelum menjadi Coban Rondo, sebetulnya di atasnya ada air terjun kembar yang disebut Coban Manten. Mengalir ke bawah, air terjun itu menyatu menjadi Coban Dudo. Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir ke bawah menjadi Coban Rondo. Sumber air dari tiga air terjun tersebut berada di Kepundan, satu dataran yang tanpa pohon satu pun berada di atas Coban Manten. Mereka yang ingin melihatnya, selain harus berhati-hati juga perlu ekstratenaga. Sebab, selain jalan licin, juga cukup jauh antara 3-4 km.
Legenda

Air Terjun Coban Rondo menyimpan legenda unik,
bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

 

2. Air terjun Coban Talun

 

coban talun 

 

Coban Talun  berada di kawasan wisata Bumi Perkemahan Coban Talun di lereng barat Gunung Arjuna - Welirang.  Coban ini memiliki ketinggian sekitar 75 meter dengan diameter +/-15 meter dan pemandangan yang elok di sekitar lokasinya,  karena selain bisa menikmati gemuruh deburan air terjun,  juga bisa menyaksikan banyak pelangi di setiap sudut. Lokasi menuju Coban Talun Jaraknya kurang lebih 15 km dari kota malang. Untuk menuju ke lokasi dari kota Malang bisa ditempuh dengan naik bus mini dari terminal Landungsari,atau naik angkota, kemudian turun di terminal Batu, perjalanan dilanjutkan dengan naik Angkot lagi jurusan sumber Brantas. Dan supaya kalau mau turun bilang pada pak supir turun di coban talun, setelah itu dilanjutkan dengan jalan kaki menuju lokasi, di sana ada penunjuk jalan ke coban Talun sedangkan bagi yang membawa mobil pribadi bisa langsung menuju lokasi. Kondisi jalan menunju lokasi sudah bukan berupa aspal mulus, melainkan jalan berbatu namun menurut perkiraan saya masih cukup aman untuk dilewati kendaraan roda empat . Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun kita akan menjumpai banyak tanaman buah kesemek yang tumbuh di halaman rumah dan kebun warga, yang menggugah selera. Setelah melewati gerbang lokasi wisata, kondisi jalan berganti menjadi jalan tanah Sebenarnya Coban Talun pernah jaya sekitar tahun 90 an, tapi sekarang fasilitas yang ada seperti pintu masuk dan warung - warung sudah di tinggal penghuninya, juga fasilitas yang lain seperti kamar mandi juga sudah rusak semua, lokasi tempat kemping masih ada.Kalau kita datang membawa kendaraan mobil atau sepede motor bisa di titipkan pada salah satu warung yang masih ada, dan disitu kita bisa membeli snack atau minum kopi sambil menikmati hawa pegunungan yang sejuk. Dari lokasi parkiran ada dua tempat yang bisa kita kunjungi, yang pertama bendungan dan Coban itu sendiri . Untuk ke Bendungan jaraknya sangat dekat, sedangkan untuk ke coban Talun kita harus jalan kaki Dari lokasi parkiran, diperlukan waktu  kurang lebih 30 menit, jika melintasi hutan dan sungai yang ternyata merupakan bagian atas dari air terjun. Air terjun itu sendiri terletak didasar tebing sungai dan untuk mencapainya harus melewati sebuah jalan tanah berkelok-kelok disisi tebing. Kondisi jalan setapak tersebut cukup curam dan hanya terbuat dari tanah maka bisa dipastikan akan sangat licin saat hujan tiba. Beberapa bagian jalan malah sudah hilang trap/undakan tangga tanahnya, berubah menjadi lereng tanah curam yang membutuhkan perhatian ekstra agar tidak tergelincir atau terperosok saat melintasinya. Di coban Talun panorama alamnya sangat indah, air terjun ini terletak di antara bebatuan. Batu besar batu putih telah mendominasi isi sungai. Di dasar air terjun terdapat kolam air dangkal kolam pelimpahan. Air terjun Coban Talun dikelilingi oleh hutan dan pegunungan yang sejuk. Karena keindahan alam, kawasan ini sering digunakan sebagai area camping ground. Ini camping ground terletak di satu area dengan air terjun Coban Talun. Kalau pulang jangan lupa beli oleh-oleh khas kota Batu, seperti buah Apel atau olahan buah apel seperti dodol apel atau keripik apel.

Wisata Petualang Rafting / Wisata Arung Jeram di Batu dan Malang

1. Rafting Kaliwatu Batu Malang  di Sungai Kaliwatu

 

Rafting kaliwatu

 

Kota Wisata Batu tidak hanya menyajikan wisata ekstrim paralayang dan downhill. Ada tujuan wisata yang tak kalah menantang, yakni rafting atau arung jeram. Namanya Kaliwatu Rafting yang menyusuri aliran Sungai Brantas di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu. Arung jeram di aliran sungai ini terhitung cukup menarik dan menantang. Selain aliran sungainya yang deras, juga banyak ditemui bebatuan dalam ukuran besar di sepanjang aliran sungai ini. Mengikuti rafting di aliran sungai Brantas ini memang bisa membuat jantung berdenyut keras. Bukan saja karena benturan dengan bebatuan sungai, tapi juga efek terjun mengikuti arus sungai yang deras. Sensasi yang ditimbulkan pun beragam. Kadang meliuk seperti ular, kadang pula bergoyang. Untuk mencapai lokasi rafting ini tidaklah sulit. Kaliwatu rafting yang dikelola dengan konsep pemberdayaan masyarakat itu terletak di tengah perkotaan. Dari alun-alun Kota Wisata Batu hanya berjarak sekitar 2 kim. Dari jalan raya Desa Pandanrejo, hanya berjarak sekitar 500 meter. Untuk mencapai kawasan ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati pematang sawah. 

Kaliwatu Rafting Memiliki Beberapa Paket Tawaran

1. Paket Arung Jeram

  • Rp 160.000/orang

Peserta: Minimal 10 peserta

Fasilitas:

  • Peralatan arung jeram

  • Guide

  • Rescue

  • Welcome drink

  • Snack

  • Lunch (Makan Siang)

  • Asuransi

Keterangan:

  • Melintasi 3-4 km aliran sungai

2. Donat Boat

dikenakan biaya Rp. 110.000/orang (minimal 20 pax).

Untuk pemesanan rafting di Songa Rafting ProbolinggoRafting Kasembon Malang,Rafting Kaliwatu Batu, Batu Alam RaftingPacet RaftingKediri Rafting dan rafting di daerah yang lain.

 

2. Rafting Sahabat Air Batu Malang

Rafting sahabat air batu 

 

Kota wisata Batu memiliki banyak tempat wisata yang sangat menarik, satu lagi tempat wisata yang menantang dan dapat menguji adrenalin Anda yaitu Sahabat Air Rafting, suatu tempat rafting yang beralamatkan di Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo Kota Wisata Batu Malang, nikmati liburan Anda dengan ber-rafting ria di Sahabat Air Rafting dan rasakan bedanya dengan rafting yang lain.Sahabat Air Rafting memiliki karakter lokasi dengan arus sungai yang lebih deras dan lebar dibandingkan dengan beberapa tempat rafting lainnya di Kota Batu, namun Songa Rafting tak kalah serunya. Hal ini karena sepanjang trip terdapat banyak pertemuan anak sungai yang terkumpul seiring menyusuri Sungai Brantas. Di Sahabat Air Rafting memiliki 3 Trip yaitu : Trip Manalagi, Trip Rome Beauty, Trip Anna.  Trip Manalagi lebih diperuntukkan ke anak-anak dengan panjang trip 4 kilometer dan lama pengarungan sejam. Sepanjang pengarungan juga lebih ke edukasi. Untuk dua trip lainnya, Rome Beauty dan Anna memiliki karakter trip lebih panjang.  Di trip Sahabat Air dibutuhkan kekompakan dan kerjasama yang baik. Selain itu membutuhkan stamina yang prima dalam menaklukkan berbagai rintangan sungai supaya terjadi hal yang tidak di inginkan.

Program rafting di Sahabat Air Rafting :

  • Sungai Brantas (Sungai terpanjang di Jawa Timur)

  • Jarak Tempuh 5-17 km

  • Waktu Tempuh 1-5 jam

  • Peserta minimum 4 orang

Fasilitas yang ada di Sahabat Air Rafting :

  • Peralatan rafting berstandar internasional, Guide & Rescue Team

  • Snack

  • Makan Siang

  • Transportasi Lokal

  • Toilet

Taman Rekreasi & Pasar Wisata di Kota Malang

 

Malang memang sangat terkenal akan potensi wisatanya. Setiap tahunnya, ada banyak wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Tujuan wisatanya cukup beragam, mulai dari wisata alam hingga wisata belanja. Ragam model wisata yang dimiliki oleh kota Malang memang menjadi alasan kenapa banyak wisatawan memilih untuk berwisata di sini. Namun jika Anda tertarik dengan budaya Malang, ada satu tempat yang sebaiknya tidak Anda lewatkan. Tempat tersebut adalah Taman Krida Budaya Jawa Timur. Tentang Taman Krida Budaya Jawa Timur Taman Krida Budaya Jawa Timur merupakan tempat khusus untuk apresiasi budaya Jawa Timur. Di sini sering ditampilkan beragam seni Jawa Timur seperti ketoprak, wayang kulit, wayang orang, sendra tari, kuda lumping hingga reog. Selain itu, wisatawan juga bisa menyaksikan kesenian baru yang bernama Bantengan. Kesenian ini merupakan kesenian hasil kreatifitas dari masyarakat Malang. Selain berfungsi sebagai tempat wisata budaya, Taman Krida Budaya Jawa Timur juga tergolong sebagai taman kota. Di bagian dalam taman, pengunjung akan melihat deretan tanaman-tanaman dan pohon-pohonan yang tertata rapi. Di sini Anda juga akan menyaksikan struktur candi. Kegiatan pameran seni juga kerap diselenggarakan di sini. Tidak hanya itu saja, Taman Krida Budaya Jawa Timur juga biasa digunakan untuk kegiatan non kesenian seperti resepsi pernikahan. Jika tertarik, jangan lupa untuk mencari hotel di malang. Lokasi Taman Krida Budaya Jawa Timur Taman Krida Budaya Jawa Timur ini terletak di Jalan Soekarno Hatta, Malang tepatnya di depan Rumah Sakit Brawijaya. Karena letaknya yang berada di Kota Malang, tentunya sangat mudah untuk mengakses tempat wisata yang satu ini. Setidaknya ada banyak pilihan transportasi yang bisa digunakan mulai dari transortasi umum hingga kendaraan pribadi. Meski tidak dekat dengan hotel yang di malang, masih cukup mudah untuk menemukan hotel yang berada di sekitar kawasan ini. Struktur Bangunan Taman Krida Budaya Jawa Timur Area Taman Krida Budaya Jawa Timur memang sangat unik. Layaknya tempat wisata budaya, struktur bangunan Taman Krida Budaya Jawa Timur juga sangat dominan dengan sentuhan khas Jawanya. Di bagian terdepan taman, Anda akan menyaksikan pendopo yang merupakan struktur bangunan tempat tinggal khas Jawa. Tempatnya terbuka dan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan, pertunjukan seni ataupun untuk menerima tamu. Ada dua pendopo yang terdapat di tempat wisata budaya ini. Pendopo bagian luar mengusung bentuk informal sedangkan pendopo bagian dalam lebih berbentuk orisinal formal. Cara Menuju ke Taman Krida Budaya Jawa Timur Mengingat lokasinya yang berada di kawasan Kota Malang, tidak sulit untuk menjangkau Taman Krida Budaya Jawa Timur. Anda bisa mencapai lokasi ini dengan menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Taksi memang menjadi transportasi umum terbaik. Namun umumnya banyak yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Jika Anda ingin menikmati perjalanan ke Taman Krida Budaya Jawa Timur, Anda bisa mencoba menggunakan becak. Meski tidak secepat menggunakan kendaraan bermotor, becak akan memungkinkan Anda untuk lebih menikmati perjalanan dan perjalanan menuju ke tempat ini. Waktu Terbaik Mengunjungi Taman Krida Budaya Jawa Timur Tempat wisata ini memang terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari kerja. Namun jika Anda ingin melihat sesuatu yang lebih, sebaiknya kunjungi Taman Krida Budaya Jawa Timur pada saat ada perayaan hari besar. Pada moment-moment tersebut, Anda bisa menyaksikan pergelaran bentengan dan kesenian lainnya. Untuk itu, buatlah rencana kunjungan Anda dan carilah hotel di malang yang dekat dengan lokasi ini.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/redcostner123/taman-krida-budaya-jawa-timur-wisata-budaya-malang_54f92597a33311ef048b4799
Taman Krida Budaya Jawa Timur merupakan tempat khusus untuk apresiasi budaya Jawa Timur. Di sini sering ditampilkan beragam seni Jawa Timur seperti ketoprak, wayang kulit, wayang orang, sendra tari, kuda lumping hingga reog. Selain itu, wisatawan juga bisa menyaksikan kesenian baru yang bernama Bantengan. Kesenian ini merupakan kesenian hasil kreatifitas dari masyarakat Malang. Selain berfungsi sebagai tempat wisata budaya, Taman Krida Budaya Jawa Timur juga tergolong sebagai taman kota. Di bagian dalam taman, pengunjung akan melihat deretan tanaman-tanaman dan pohon-pohonan yang tertata rapi. Di sini Anda juga akan menyaksikan struktur candi. Kegiatan pameran seni juga kerap diselenggarakan di sini. Tidak hanya itu saja, Taman Krida Budaya Jawa Timur juga biasa digunakan untuk kegiatan non kesenian seperti resepsi pernikahan. Jika tertarik, jangan lupa untuk mencari hotel di malang. Lokasi Taman Krida Budaya Jawa Timur Taman Krida Budaya Jawa Timur ini terletak di Jalan Soekarno Hatta, Malang tepatnya di depan Rumah Sakit Brawijaya. Karena letaknya yang berada di Kota Malang, tentunya sangat mudah untuk mengakses tempat wisata yang satu ini. Setidaknya ada banyak pilihan transportasi yang bisa digunakan mulai dari transortasi umum hingga kendaraan pribadi. Meski tidak dekat dengan hotel yang di malang, masih cukup mudah untuk menemukan hotel yang berada di sekitar kawasan ini. Struktur Bangunan Taman Krida Budaya Jawa Timur Area Taman Krida Budaya Jawa Timur memang sangat unik. Layaknya tempat wisata budaya, struktur bangunan Taman Krida Budaya Jawa Timur juga sangat dominan dengan sentuhan khas Jawanya. Di bagian terdepan taman, Anda akan menyaksikan pendopo yang merupakan struktur bangunan tempat tinggal khas Jawa. Tempatnya terbuka dan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan, pertunjukan seni ataupun untuk menerima tamu. Ada dua pendopo yang terdapat di tempat wisata budaya ini. Pendopo bagian luar mengusung bentuk informal sedangkan pendopo bagian dalam lebih berbentuk orisinal formal. Cara Menuju ke Taman Krida Budaya Jawa Timur Mengingat lokasinya yang berada di kawasan Kota Malang, tidak sulit untuk menjangkau Taman Krida Budaya Jawa Timur. Anda bisa mencapai lokasi ini dengan menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Taksi memang menjadi transportasi umum terbaik. Namun umumnya banyak yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Jika Anda ingin menikmati perjalanan ke Taman Krida Budaya Jawa Timur, Anda bisa mencoba menggunakan becak. Meski tidak secepat menggunakan kendaraan bermotor, becak akan memungkinkan Anda untuk lebih menikmati perjalanan dan perjalanan menuju ke tempat ini. Waktu Terbaik Mengunjungi Taman Krida Budaya Jawa Timur Tempat wisata ini memang terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari kerja. Namun jika Anda ingin melihat sesuatu yang lebih, sebaiknya kunjungi Taman Krida Budaya Jawa Timur pada saat ada perayaan hari besar. Pada moment-moment tersebut, Anda bisa menyaksikan pergelaran bentengan dan kesenian lainnya. Untuk itu, buatlah rencana kunjungan Anda dan carilah hotel di malang yang dekat dengan lokasi ini.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/redcostner123/taman-krida-budaya-jawa-timur-wisata-budaya-malang_54f92597a33311ef048b4799
Taman Krida Budaya Jawa Timur merupakan tempat khusus untuk apresiasi budaya Jawa Timur. Di sini sering ditampilkan beragam seni Jawa Timur seperti ketoprak, wayang kulit, wayang orang, sendra tari, kuda lumping hingga reog. Selain itu, wisatawan juga bisa menyaksikan kesenian baru yang bernama Bantengan. Kesenian ini merupakan kesenian hasil kreatifitas dari masyarakat Malang. Selain berfungsi sebagai tempat wisata budaya, Taman Krida Budaya Jawa Timur juga tergolong sebagai taman kota. Di bagian dalam taman, pengunjung akan melihat deretan tanaman-tanaman dan pohon-pohonan yang tertata rapi. Di sini Anda juga akan menyaksikan struktur candi. Kegiatan pameran seni juga kerap diselenggarakan di sini. Tidak hanya itu saja, Taman Krida Budaya Jawa Timur juga biasa digunakan untuk kegiatan non kesenian seperti resepsi pernikahan. Jika tertarik, jangan lupa untuk mencari hotel di malang. Lokasi Taman Krida Budaya Jawa Timur Taman Krida Budaya Jawa Timur ini terletak di Jalan Soekarno Hatta, Malang tepatnya di depan Rumah Sakit Brawijaya. Karena letaknya yang berada di Kota Malang, tentunya sangat mudah untuk mengakses tempat wisata yang satu ini. Setidaknya ada banyak pilihan transportasi yang bisa digunakan mulai dari transortasi umum hingga kendaraan pribadi. Meski tidak dekat dengan hotel yang di malang, masih cukup mudah untuk menemukan hotel yang berada di sekitar kawasan ini. Struktur Bangunan Taman Krida Budaya Jawa Timur Area Taman Krida Budaya Jawa Timur memang sangat unik. Layaknya tempat wisata budaya, struktur bangunan Taman Krida Budaya Jawa Timur juga sangat dominan dengan sentuhan khas Jawanya. Di bagian terdepan taman, Anda akan menyaksikan pendopo yang merupakan struktur bangunan tempat tinggal khas Jawa. Tempatnya terbuka dan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan, pertunjukan seni ataupun untuk menerima tamu. Ada dua pendopo yang terdapat di tempat wisata budaya ini. Pendopo bagian luar mengusung bentuk informal sedangkan pendopo bagian dalam lebih berbentuk orisinal formal. Cara Menuju ke Taman Krida Budaya Jawa Timur Mengingat lokasinya yang berada di kawasan Kota Malang, tidak sulit untuk menjangkau Taman Krida Budaya Jawa Timur. Anda bisa mencapai lokasi ini dengan menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Taksi memang menjadi transportasi umum terbaik. Namun umumnya banyak yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Jika Anda ingin menikmati perjalanan ke Taman Krida Budaya Jawa Timur, Anda bisa mencoba menggunakan becak. Meski tidak secepat menggunakan kendaraan bermotor, becak akan memungkinkan Anda untuk lebih menikmati perjalanan dan perjalanan menuju ke tempat ini. Waktu Terbaik Mengunjungi Taman Krida Budaya Jawa Timur Tempat wisata ini memang terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari kerja. Namun jika Anda ingin melihat sesuatu yang lebih, sebaiknya kunjungi Taman Krida Budaya Jawa Timur pada saat ada perayaan hari besar. Pada moment-moment tersebut, Anda bisa menyaksikan pergelaran bentengan dan kesenian lainnya. Untuk itu, buatlah rencana kunjungan Anda dan carilah hotel di malang yang dekat dengan lokasi ini.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/redcostner123/taman-krida-budaya-jawa-timur-wisata-budaya-malang_54f92597a33311ef048b4799

1.. Taman Rekreasi Lembah Dieng

 

foto: www.lembahdiengmalang.com


Daya tarik kota Malang memang terletak pada pesona alamnya yang indah. Banyak obyek wisata bertema alam menjadi primadona kota ini. Salah satu tempat yang wajib Anda masukkan dalam daftar destinasi wisata di kota apel yaitu Taman Wisata Lembah Dieng.
Taman Wisata Lembah Dieng merupakan salah satu obyek wisata bernuansa alam di kota Malang yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Didirikan tahun 1992 di daerah Perum Puncak Dieng, Kabupaten Malang, taman wisata ini langsung mencuri perhatian warga. Meski sempat ditutup pada tahun 1997 dan tahun 2007 karena longsor namun kawasan ini terus berbenah demi menyuguhkan wahana rekreasi yang terjangkau bagi para pengunjung.
Obyek wisata yang berada di Jalan Wisata No. 99 Lembah Dieng, Malang ini hanya berjarak sekitar 5 km dari pusat kota Malang. Letaknya yang berada di dataran tinggi memberikan sensasi alam khas pegunungan yang sejuk dan segar. Tak hanya menikmati sejuknya taman, ada berbagai fasilitas dan aktifitas yang bisa Anda lakukan di Lembah Dieng ini.
Taman Wisata Lembah Dieng lebih dikenal karena fasilitas pemandian dan airnya yang jernih. Air kolam ini berasal dari sumber mata air secara langsung dan selalu di bersihkan setiap 2 minggu sekali. Bahkan di tempat ini juga menyediakan kolam renang bertaraf  internasional dengan harga yang terjangkau.
Terdapat 2 area kolam renang yakni kolam yang berada di dalam taman dan di area khusus kolam renang. Kolam yang berada di area taman tidak terlalu luas, khusus untuk anak-anak. Kolam renang ini dilengkapi dengan waterboom dan air mancur yang mengalir langsung dari sumber air dengan kedalaman 30-70 cm. Sedangkan kolam yang kedua cukup luas dengan berbagai fasilitas dan kebersihan yang terjaga. Kolam renang dengan ukuran 50×25 m ini sangat efektif untuk berenang. Dengan kedalaman 1,3 hingga 4,2 m pengunjung dapat berenang dengan sesuka hati. Namun untuk memasuki kolam yang berada di area khusus ini Anda harus membayar tiket lagi sebesar Rp 10.000 per orang.
Bagi pengunjung yang gemar memancing, Anda dapat memancing dengan bebas di area kolam pancing. Area ini sangat cocok untuk memancing bersama teman atau keluarga Anda. Jika beruntung, wisatawan dapat memancing sambil menikmati pertunjukan musik, teater ataupun sirkus lokal yang diadakan di arena pertunjukan. Nah, jika Anda penyuka olahraga, di Taman Lembah Dieng ini juga dilengkapi dengan sarana olahraga yang lengkap seperti lapangan tenis, fitness center, arena bowling dan billiard yang bisa dipergunakan setiap saat.
Oya, selain kolam renang (waterpark) dan pemancingan, terdapat pula berbagai jenis permainan anak-anak seperti papan jungkat-jungkit, prosotan, ayunan, sepeda dan perahu kayuh. Ada pula wahana outbound, mushola, resto serta area parkir yang luas. Kita juga dapat menikmati suasana yang nyaman dengan udara sejuk bebas polusi, pepohonan yang rindang, serta pemandangan alam yang indah dengan lanskap Gunung Panderman dan Gunung Semeru.
Taman Wisata Lembah Dieng buka mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp 15.000 per orang. Untuk mencapai obyek wisata ini cukup mudah. Jika ditempuh dengan kendaraan umum hanya sekitar 15 menit dari Alun-alun Kota Malang. Anda bisa naik mikrolet berkode ASD. Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari alun-alun kota Malang tinggal arahkan kendaraan Anda menuju arah Puncak Dieng.

Wisata Bendungan di Malang

1. Bendungan Karangkates di Sumber Pucung 35 km dr Kota Malang 

Bendungan karangkates 

 

Bendungan Karangkates terletak di kecamatan Sumber Pucung, 40 Km arah selatan Kota Malang. Di bendungan ini, para pengunjung bisa menikmati keindahan danau buatan sembari berperahu ataupun memancing. Bendungan Karangkates atau biasa disebut Bendungan Sutami terletak di desa karangkates, kecamatan Sumberpucung. Air dari bendungan ini berasal dari sungai Brantas dan telah dibangun sejak tahun 1975-1977 dan digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air. Selain digunakan sebagai PLTA, bendungan ini telah menjadi salah satu obyek pariwisata di Malang dan telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti wahana olah raga, tempat pemancingan ikan, lapangan tenis hingga lapangan golf. Wisata Karangkates mempunyai dua lokasi taman wisata, yaitu taman wisata Karangkates yang terletak di sebelah utara bendungan Sutami dan taman wisata Bendungan Lahor yang terletak di sebelah selatan Bendungan Lahor. Waduk Ir. Sutami, disebut juga Bendungan Sutami, Waduk Karangkates, atau Bendungan Karangkates, merupakan bendungan yang menciptakan suatu waduk karena tertahannya aliran Sungai Brantas. Waduk ini terletak di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Bendungan ini dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Air waduk ini berasal dari mata air di Gunung Arjuno dan ditambah air hujan. 

Waduk Ir. Sutami mempunyai fungsi sebagai:

  • Pengendali banjir dengan kala ulang 50 tahun setara 1.650 m3/detik,

  • Pembangkit listrik dengan daya 3 x 35.000 kWh (488 juta kWh/tahun),

  • Penyediaan air irigasi 24 m³/dt pada musim kemarau (seluas 34.000 ha) melalui pengaliran ke hilir,

  • Pariwisata dan perikanan darat.

Pariwisata di waduk Ir Sutami saat ini dikelola oleh PJB (PT Pembangkitan Jawa-Bali) setelah sebelumnya dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Perikanan disini dilakukan oleh warga setempat dengan menggunakan jaring terampung yang biasa disebut kerramba (warga menyebut kerambak). Pemeliharaan ikan dengan memanfaatkan perairan di waduk Ir Sutami ini terjadi semenjak era reformasi, yang sebelumnya menangkap dan memelihara ikan di perairan ini dilarang oleh pihak pemilik bendungan. Selain manfaat sebagai sarana pariwisata dan perikanan, Bendungan Sutami yang juga biasa disebut "dam" oleh masyarakat setempat ini juga memiliki manfaat lain, yaitu digunakan sebagai akses oleh para pengentara motor untuk melintas pada siang hari dengan membayar karcis. Mereka yang sering melintas mayoritas adalah warga yang tinggal di wilayah selatan waduk, seperti warga Kalipare dan Donomulyo.