Kamis, 31 Desember 2015

Wisata Air terjun di Malang

1. Air terjun Coban Rondo

coban rondo 

 

Coban Rondo  memiliki ketinggian sekitar 84 m dan berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut.  Airnya berasal dari sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik di musim kemarau.  Curah hujan rata-rata 1.721 mm/th, dengan bulan basah pada bulan Nopember sampai bulan Maret dan bulan kering pada bulan April sampai dengan Oktober dengan suhu rata-rata +/- 22°C. Air terjun ini berada dalam wilayah KPH Perum Perhutani Malang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pujon dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G. Sebelum menjadi Coban Rondo, sebetulnya di atasnya ada air terjun kembar yang disebut Coban Manten. Mengalir ke bawah, air terjun itu menyatu menjadi Coban Dudo. Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir ke bawah menjadi Coban Rondo. Sumber air dari tiga air terjun tersebut berada di Kepundan, satu dataran yang tanpa pohon satu pun berada di atas Coban Manten. Mereka yang ingin melihatnya, selain harus berhati-hati juga perlu ekstratenaga. Sebab, selain jalan licin, juga cukup jauh antara 3-4 km.
Legenda

Air Terjun Coban Rondo menyimpan legenda unik,
bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

 

2. Air terjun Coban Talun

 

coban talun 

 

Coban Talun  berada di kawasan wisata Bumi Perkemahan Coban Talun di lereng barat Gunung Arjuna - Welirang.  Coban ini memiliki ketinggian sekitar 75 meter dengan diameter +/-15 meter dan pemandangan yang elok di sekitar lokasinya,  karena selain bisa menikmati gemuruh deburan air terjun,  juga bisa menyaksikan banyak pelangi di setiap sudut. Lokasi menuju Coban Talun Jaraknya kurang lebih 15 km dari kota malang. Untuk menuju ke lokasi dari kota Malang bisa ditempuh dengan naik bus mini dari terminal Landungsari,atau naik angkota, kemudian turun di terminal Batu, perjalanan dilanjutkan dengan naik Angkot lagi jurusan sumber Brantas. Dan supaya kalau mau turun bilang pada pak supir turun di coban talun, setelah itu dilanjutkan dengan jalan kaki menuju lokasi, di sana ada penunjuk jalan ke coban Talun sedangkan bagi yang membawa mobil pribadi bisa langsung menuju lokasi. Kondisi jalan menunju lokasi sudah bukan berupa aspal mulus, melainkan jalan berbatu namun menurut perkiraan saya masih cukup aman untuk dilewati kendaraan roda empat . Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun kita akan menjumpai banyak tanaman buah kesemek yang tumbuh di halaman rumah dan kebun warga, yang menggugah selera. Setelah melewati gerbang lokasi wisata, kondisi jalan berganti menjadi jalan tanah Sebenarnya Coban Talun pernah jaya sekitar tahun 90 an, tapi sekarang fasilitas yang ada seperti pintu masuk dan warung - warung sudah di tinggal penghuninya, juga fasilitas yang lain seperti kamar mandi juga sudah rusak semua, lokasi tempat kemping masih ada.Kalau kita datang membawa kendaraan mobil atau sepede motor bisa di titipkan pada salah satu warung yang masih ada, dan disitu kita bisa membeli snack atau minum kopi sambil menikmati hawa pegunungan yang sejuk. Dari lokasi parkiran ada dua tempat yang bisa kita kunjungi, yang pertama bendungan dan Coban itu sendiri . Untuk ke Bendungan jaraknya sangat dekat, sedangkan untuk ke coban Talun kita harus jalan kaki Dari lokasi parkiran, diperlukan waktu  kurang lebih 30 menit, jika melintasi hutan dan sungai yang ternyata merupakan bagian atas dari air terjun. Air terjun itu sendiri terletak didasar tebing sungai dan untuk mencapainya harus melewati sebuah jalan tanah berkelok-kelok disisi tebing. Kondisi jalan setapak tersebut cukup curam dan hanya terbuat dari tanah maka bisa dipastikan akan sangat licin saat hujan tiba. Beberapa bagian jalan malah sudah hilang trap/undakan tangga tanahnya, berubah menjadi lereng tanah curam yang membutuhkan perhatian ekstra agar tidak tergelincir atau terperosok saat melintasinya. Di coban Talun panorama alamnya sangat indah, air terjun ini terletak di antara bebatuan. Batu besar batu putih telah mendominasi isi sungai. Di dasar air terjun terdapat kolam air dangkal kolam pelimpahan. Air terjun Coban Talun dikelilingi oleh hutan dan pegunungan yang sejuk. Karena keindahan alam, kawasan ini sering digunakan sebagai area camping ground. Ini camping ground terletak di satu area dengan air terjun Coban Talun. Kalau pulang jangan lupa beli oleh-oleh khas kota Batu, seperti buah Apel atau olahan buah apel seperti dodol apel atau keripik apel.

 

3. Air terjun Coban Pelangi

 

coban pelangi 

 

Wisata Air Terjun Coban Pelangi terletak di desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari kota malang jaraknya sekitar 30 km ke arah timur, dengan kendaraan dapat ditempuh selama 1 jam. Untuk menuju kesana banyak petunjuk arah di sepanjang jalan atau bisa berpatokan dengan jalur menuju Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Lokasinya 2 km setelah desa Gubukklakah, ditandai dengan papan nama Wisata Air Terjun Coban Pelangi di sebelah kanan jalan. Jalan menuju Coban Pelangi sudah diaspal baik, tipikal jalannya agak sedikit menanjak sebelum memasuki desa Gubukkah. Setelah memasuki Desa Gubukklakah jalan semakin menanjak, bagi pengguna kendaraan mesti diperhatikan tenaga mesinnya, terutama dengan memaksimalkan perpindahan gigi persneling. Melewati jalur ini juga harus waspada, karena ruas jalan tidak terlalu lebar, hanya pas untuk dua kendaraan roda empat. Bahkan selepas desa Gubukklakah jalan mulai menyempit dan berkelok, jika kendaraan roda empat berpapasan mesti ada yang mengalah di bahu jalan. Di beberapa tempat ada bagian jalan yang longsor, ditandai dengan pemagaran seadanya. Meskipun begitu, tawaran panorama alam sepanjang jalan sangat mempesona, membuyarkan segala resiko dan kepenatan.Pintu masuk Coban Pelangi tidak jauh dari pinggir jalan. Untuk kendaraan roda empat bisa parkir di depan pintu masuk, sedangkan roda dua disedikan parkir didalam. HTM wisata Coban pelangi Rp. 6.000,- per orang, masih cukup terjangkau. Memasuki area wisata coban pelangi, kita akan dibawa kejalan setapak berundak menurun cukup terjal. Sedangkan jarak yang akan ditempuh sampai lokasi air terjun, sekitar 1 km. Meskipun lumayan jauh dan membutuhkan stamina prima, sepanjang jalur kita akan dihibur dengan pemandangan alam yang mempesona. Dibeberapa lokasi disediakan tempat untuk istirahat dan warung-warung yang menyediakan beragam makanan.Separuh perjalanan, kita akan mendapati area camping disisi kanan jalur, lokasi ini tidak terlalu luas tapi bisa menampung beberapa tenda. Menurut petugas jaga, untuk camping di area ini dikenakan biaya masuk berbeda dengan pengunjung biasa, yaitu Rp. 10.000,- per orang. Untuk fasilitas disediakan kamar mandi dan wc dua buah, selebihnya hanya sebatas lahan camping saja.Masih di sekitar camping ground, terdapat pangkalan nunggang jaran. Nunggang Jaran merupakan fasilitas menaiki kuda dari bawah ke lokasi pintu masuk ketika pulang. Kuda disediakan bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi berkuda atau yang kelelahan melalui trek menanjak. Untuk menggunakan fasilitas nunggang jaran, setiap pengunjung dikenakan tarif rata-rata Rp. 10.000,-Setelah melewati area camping, pengunjung dihadapkan turunan yang cukup curam, berakhir  dengan ujung jembatan bambu untuk menyeberang sungai. Jembatan bambu ini terkenal sebagai jembatan cinta, menurut informasi dinamakan demikian karena biasanya pasangan muda-mudi yang melewati jembatan pasti bergandengan tangan. Hal ini disebabkan karena jembatan ini hanya bisa dilewati dua orang, jadi makin asyik kalo bergandengan tangan, menambah rasa cinta kepada pasangan. Jembatan cinta biasanya banyak dijadikan sebagai spot foto favorit bagi pengunjung. Selain kemasyhuran namanya sebagai jembatan cinta, bentuknya yang klasik menjadi daya tarik tersendiri.Selepas jembatan cinta, air terjun coban pelangi sudah tidak begitu jauh. Beberapa menit berjalan, sayup-sayup mulai terdengar suara gemuruh air terjun. Langkah kaki tanpa sadar semakin cepat, tidak sabar ingin menyaksikan keeksotikan air terjun coban pelangi. Melewati sedikit jalan menanjak, air terjun sudah mulai kelihatan.Sangat indah, air terjun coban pelangi jatuh dari ketinggian 110 m. Disekiling air terjun  merupakan tebing batu karang yang menjulang tinggi. Hawanya sejuk, ditambah percikan air dingin menyebar disekitar lokasi. Mendekati air terjun mesti hati-hati, karena harus melewati bebatuan yang licin. Bahaya lain sebenarnya jaga mengancam, di beberapa sisi tebing terlihat bekas longsoran. Karenanya kewaspadaan harus selalu diperhatikan, terutama jika turun hujan sebaiknya menjauh dari lokasi air terjunSelain air terjunnya yang eksotik, ada keindahann lain yang menjadi fenomena disini, yaitu munculnya pelangi. Untuk bisa menyaksikan fenomena pelangi, tidak bisa ditemukan setiap saat. Karena pelangi hanya muncul saat cahaya matahari menyeruak masuk membias diantara percikan air terjun. Waktu yang tepat biasanya sekitar pukul 10.00 pagi hingga siang hari, ketika cuaca cerah. Fenomena pelangi inilah yang akhirnya di jadikan nama air terjun Coban Pelangi.

4. Air terjun Coban Glothak

 

coban glothak

 

Dari keenam air terjun yang pernah saya kunjungi, Coban Rondo, Rais, Talun, Jahe, Glotak dan Pelangi. Ada satu coban yang menurut saya sangat menarik, coban itu adalah Coban Glotak. Di coban ini jangan pernah bayangkan akan ada fasilitas jalan, toilet atau penjual makanan dipintu masuk wisata seperti pada umumnya lokasi wisata yang sudah dikelola. Bahkan satu-satunya tempat yang bisa dijadikan lokasi parkir kendaraan adalah rumah penduduk setempat. Selama perjalanan dari desa terakhir, saya sama sekali tidak bertemu  dengan pengunjung lain, baik saat menuju coban, di lokasi maupun saat perjalanan kembali. Vegetasi Coban Glotak masih cukup rapat membuat petualangan begitu menyenangkan. Coban ini memiliki ketinggian air terjun 100 meter. lokasi coban sendiri berada di lereng pegunungan Kawi, dengan ketinggian sekitar 600 Mdpl. Secara administratif Coban Glotak berada di Kabupaten malang. Tepatnya di Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir sekitar 15 Km dari pusat Kota Malang. Untuk mencapai lokasi coban ini, kita harus berjalan kaki sejauh 2 km menaiki bukit dan menyusuri aliran sungai yang bersumber dari coban tersebut.  Aliran sugai ini cukup jernih dan tidak begitu dalam, arusnya pun tidak terlalu kuat. Tetapi kamu harus tetap ber hati – hati, karena beberapa bebatuan dialiran sungai cukup licin. Penunjuk arah informasi menuju coban masih sangat minim, hanya ada tiga informasi arah sepanjang perjalalan. Informasi pertama terletak didesa terakhir, berupa tulisan selamat datang. Informasi kedua berada dipertengahan perjalanan, berupa penunjuk arah. Dan yang ketiga terletak 50 meter sebelum mencapai lokasi coban, informasi ini pun sama sebagai penujuk arah. Sejarah nama Coban Glotak sendiri berasal dari cerita turun – menurun penduduk setempat. Konon pada jaman dahulu setiap malamnya sering terdengar suara batu jatuh dari air terjun yang menimbulkan bunyi Glotak. Dari asal bunyi itulah air terjun itu dinamakan menjadi Air terjun Glotak atau Coban Glotak dalam bahasa Jawa. Coban sama artinya dengan Air Terjun dalam bahasa Indonesia. Jika kamu tertarik mengunjungi Coban Glotak sebaiknya pilih waktu yang tepat. Hindari musim hujan, karna saat musim hujan kemungkinan longsor dan air bah cukup tinggi. Siapkan perbekalan secukupnya seperti makanan ringan, kompor dan kopi tentunya. Jika kamu pertama kali mengunjungi coban ini jangan malu untuk bertanya arah jalan yang benar kepada petani yang kamu temui saat perjalanan. Selamat  Berwisata, dan Selamat berakhir pekan . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar