Wisata Pantai Di Malang
1. Pantai Goa China
Pantai Goa China adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di Dusun Tumpak Awu, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Nama asli pantai ini adalah Pantai Rowo Indah, namun karena pernah
terjadi peristiwa kematian seorang China yang sedang bertapa di dalam goa
yang ada di kawasan pantai ini, nama Rowo Indah kalah popular daripada
Goa China sampai sekarang. Tidak ada catatan resmi tahun berapa tragedi
itu terjadi, namun warga sekitar pantai meyakini sekitar 20 tahunan
silam. Dari Pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan
menuju Pantai Goa China ini hanya perlu waktu 15 menit saja karena
kedua pantai ini hanya berjarak tak lebih dari 7 km. Aksesnya pun sangat
mudah karena melewati jalur lingkar selatan (JLS) dengan aspal yang
mulus. Terdapat petunjuk arah dan rambu
yang akan memandu pengunjung untuk menuju lokasi. Tetapi Anda harus
tetap berhati-hati karena jalannya berkelok-kelok dan berada di sisi
jurang. Sebelum memasuki Pantai Goa China kita akan melewati Jembatan Bajulmati yang berada di atas muara laut
tersebut. Jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 80 meter dengan
lebar sekitar 20 meter untuk dua jalur. Arsitekturnya cukup bagus dengan
tiang melengkung di tengah jembatan dengan posisi membujur. Ketinggian
tiang mencapai 20 meter. Model jembatan ini khas sekali sehingga cukup
artistik. Jarak sekitar satu kilometer ke arah timur dari jembatan itu,
ada pintu masuk menuju Pantai Goa China. Sayang, akses dari JLS menuju
Pantai Goa China agak susah, sekitar 500 meter jalan rusak parah.
Jalannya sebenarnya cukup lebar, namun karena jalan dari tanah tidak
rata dan banyaknya bebatuan kapur. Apalagi ketika tergenang hujan, jalan
cukup lembek dan licin. Namun sulitnya medan itu sebanding dengan panorama
alam yang disajikan Pantai Goa China. Tiket masuk Pantai Goa China
sebesar Rp 4.000 dan parkir kendaraan sebesar Rp 5.000. Luas area Pantai
Goa China tidak begitu luas, namun keberadaan tiga pulau yang berada di
tengah-tengah pantai membuat pandangan lebih indah. Tiga pulau itu
adalah [[[Pulau Bantengan]], Pulau Goa China dan Pulau Nyonya. Di pinggir pantai ini cukup asri, pohon-pohon berbagai jenis seperti pohon cembirit, ketapang,
dan pohon jenis tutup berjajar rapi di area pinggir pantai. Pohon-pohon
ini cukup meneduhkan pengunjung, apalagi di bibir pantai yang cukup
jernih hingga kelihatan batu karangnya. Keberadaan goa di pantai ini terletak di sisi kanan pantai sekitar 50
meter dan berada di bukit karang. Goa tersebut sebenarnya tidak begitu
bagus, hanya rongga biasa yang menjorok sekitar delapan meter dengan
ketinggian sekitar dua meter. Siapa pun bisa dengan mudah masuk. Ruangan
di dalamnya juga cukup lebar, bisa untuk dua orang berjalan beriringan.
Lebarnya kira-kira dua meteran. Meski namanya goa, tapi tidak terlihat
batu-batu stalaktit maupun stalakmit
yakni batu-batu yang menjorok tajam dari atas goa maupun dari sisi
tebing maupun dasr goa. Jadi, goa ini lebih tepat disebut sebagai rongga
yang ada di dalam karang. Meski begitu, goa terlihat memiliki nilai
magis yang kuat. Selain popular dengan keberadaan goanya, pantai ini juga menyajikan
fenomena alam yang langka, yakni terjadinya gelombang bersimpangan tidak
keruan dari tiga arah, selatan, timur dan barat.
Arus gelombang itu selalu bertabrakan di antara Pulau Bantengan dan
Pulau Nyonya. Karena arus gelombang yang bertabrakan demikian kuat,
sehingga memunculkan suara bergemuruh. Inilah salah satu fenomena alam
yang cukup langka di pantai Malang Selatan.
Karena besarnya ombak, tidak ada perahu nelayan yang berani bersandar
di pantai ini. Kawasan Pantai Goa China ini hanya menjadi jalur lalu
lintas para nelayan dari segala penjuru menuju Pantai Sendangbiru.
Berbagai fasilitas terdapat di pantai ini misalnya warung makan,
musholla, masjid, kamar mandi, dan tempat parkir akan membuat liburan
Anda terasa menyenangkan.
2. Pantai Balekambang Bantur 57 km dr Kota Malang
Pantai Balekambang adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif masuk wilayah Dusun Sumber Jambe, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1] dan merupakan salah satu wisata andalan Kabupaten Malang sejak 1985 hingga kini. Daya tarik Balekambang utamanya tentu panorama
alam, gelombang ombak yang memanjang hampir dua kilometer, serta
hamparan pasir nan luas. Area pasir putih terlihat bersih dari sampah
maupun kotoran sehingga cukup nyaman bagi pengunjung untuk bermain dan
berolahraga. Bahkan tak jarang di pantai ini menjadi tempat latihan
sejumlah klub sepakbola seperti Arema dan Persema. Pantai ini mulai berkembang dan disinggahi masyarakat luas tahun
1978, setelah adanya pembukaan akses jalan yang dilakukan Kades Srigonco
Tukiran. Nama Balekambang kian dikenal setelah secara resmi dibuka
sebagai salah satu tempat wisata oleh Bupati Malang, Eddy Slamet pada 1983. Saat itu jalan pun sudah dimakadam. Pantai ini pula diresmikan sebagai tempat perkemahan pramuka Kabupaten Malang. Kini, akses menuju Balekambang sudah mudah dan nyaman, pengunjung hanya kesulitan ketika berada di kawasan Jurang Mayit
karena tanjakan yang menikung tajam. Tetapi, jalannya sudah beraspal
mulus karena aksesnya yang bagus, hanya butuh waktu tak lebih dari 30
menit dari kota Kecamatan Bantur ke Balekambang. Pantai Balekambang terus berbenah, sejumlah fasilitas tambahan disediakan pengelola, salah satunya flying fox.
Permainan ini dilaunching sejak Agustus 2012, namun flying fox ini
hanya buka setiap Sabtu-Minggu. Selain flying fox, permainan untuk
anak-anak juga menjadi daya tarik. Beragam varian mainan seperti ayunan,
patung hewan lengkap tersedia. Bahkan tak lama lagi akan disediakan
persewaan ATV. Pantai Balekambang selain sebagai wisata alam , juga bisa disebut sebagai tempat wisata religi. Karena pada hari-hari tertentu, ribuan pengunjung datang ke pantai ini untuk melakukan ritual. Bagi umat Islam, mereka menjalani ritual dengan berziarah ke makam Syaikh Abdul Jalil,
orang pertama yang membabat Pantai Balekambang. Setiap tanggal 1
Sya’ban, para peziarah meluber ke makam yang berada terpencil di tepi Kali Berek, jaraknya sekitar 1 km sebelum masuk Pantai Balekambang dari arah Bantur. Asal usul Syaikh Abdul Jalil dikabarkan berasal dari Jogjakarta.
Dia adalah seorang keluarga ningrat yang memiliki ilmu agama cukup
tinggi, karena itu pengaruhnya di masyarakat begitu kuat. Apalagi Syaikh
Abdul Jalil termasuk yang tidak mau kompromi kepada penjajah Belanda, karenamya Belanda menjadikannya sebagai orang yang harus disingkirkan. Selain umat Islam, umat Hindu pun menjadikan pantai ini sebagai tempat ibadah utama setiap setahun sekali. Tepatnya pada hari raya Nyepi, lokasinya di Pura Amarta Jati yang berada di Pulau Ismoyo. Pulau ini menjorok masuk dari bibir pantai sekitar 70 meter yang dihubungkan dengan jembatan. Keberadaan pura
ini bagai magnet tersendiri bagi Pantai Balekambang. Tradisi Nyepi
dengan menggelar ritual keagamaan Hindu selalu dinantikan wisatawan dari
berbagai daerah, termasuk wisatawan asing. Di sekitar Pantai Balekambang juga sudah tersedia penginapan untuk
para pengunjung. Pertama yaitu di penginapan Bamboo terdapat 8 kamar
yang dibandrol Rp 150 ribu perharinya. Sedangkan yang terbaru adalah
Hotel Wibisana sebanyak 10 kamar, yang kualitasnya lebih baik dibanding
penginapan Bamboo. Kamar baru ini kelasnya dibandrol dengan tarif Rp 250
ribu per hari. Untuk kategori Large bisa menampung hingga enam orang
dengan didukung fasilitas kamar mandi dan listrik. Dua jenis tipe
penginapan ini memiliki fasilitas yang memadai dan seluruhnya
menyuguhkan view langsung pantai dan laut lepas.
3. Sendang Biru Donomulyo 70 km dr Kota Malang
Pantai Sendangbiru adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif berada di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1]. Pantai Sendangbiru merupakan salah satu wanawisata yang dimiliki oleh Perum Perhutani
dan dikelola oleh KBM JLPL Unit II. Terletak di petak 81 dan 86 dengan
luas baku 50 ha dan luas area manfaat 3 ha, RPH Sumber Agung, BKPH
Sumbermanjing, KPH Malang termasuk kelas hutan lindung. Jarak dari Kota Malang
sekitar 67 kilometer dan diperlukan waktu sekitar 2-2,5 jam untuk
sampai ke Pantai Sendangbiru. Satu-satunya sarana transportasi adalah
kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum yang melintas di sana.
Pantai ini tidak jauh letaknya dari Pantai Goa China,
hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan kendaraan bermotor. Dari
JLS masuk menuju bibir pantai pun juga sudah beraspal. Hanya sebagian
ruas jalan saja yang aspalnya mengelupas. Pantai Sendangbiru mulai
dibuka pertama tahun 1970.
Hanya saja waktu itu masih nelayan lokal. Baru pada 1980-an, nelayan
dari luar daerah juga masuk ke Sendangbiru. Hal itu karena dibangunnya
pangkalan pendaratan ikan Pondokdadap pada tahun 1980-1989. Pantai ini tepat berhadapan dengan Pulau Sempu, hanya terpisahkan oleh Selat Sempu
yang sempit dan dengan panjang sekitar 4 kilometer. Di selat ini cocok
digunakan untuk berperahu atau olahraga air lainnya karena lokasinya
terlindung oleh Pulau Sempu. Oleh karena itu, biasanya pantai ini
digunakan sebagai pintu masuk menuju Pulau Sempu yang terkenal dengan
kealamiannya. Adanya Pulau Sempu menjadi daya tarik sendiri Pantai
Sendangbiru. Pulau Sempu, merupakan Cagar Alam
yang berdanau tawar penuh ikan lele di tengah hutannya dan juga danau
air laut. Salah satu daya tarik pantai ini adalah pasar ikan di tempat
pelelangan ikan (TPI) dan wisata naik perahu bermesin diesel berkeliling
pantai. Mayoritas wisatawan
yang datang untuk naik perahu dan berbelanja ikan segar karena harganya
yang sangat murah. Harga ikan mengikuti musim, sehingga jika pada saat
ombak sedang tinggi harga ikan mahal. Hasil laut yang dapat ditemui di
Sendangbiru antara lain jenis ikan pelagis yaitu lemurung, layang, teri, tongkol, kembung, dan cumi-cumi. Sedangkan untuk jenis damersal antara lain pari, kerapu, kakap putih, kakap merah dan bawal putih serta jenis komoditi ekspor lainnya seperti tuna, tenggiri, cucut, lobster, teripang, dan rumput laut. Saat ini pemandangan Pantai Sendangbiru sudah tak menarik seperti
dulu lagi. Apalagi di bibir pantai hanya dipenuhi perahu nelayan dan
terkadang terlihat agak kotor di pesisir pantai. Abrasi
parah di sisi barat pantai. Pandangan pun juga tak bisa lepas jauh
karena terhalang Pulau Sempu. Pengunjung bisa duduk-duduk di sekitar
pantai sambil menikmati Pulau Sempu dari jauh dan melihat kesibukan para
nelayan melaut dan bersandar di pantai. Pada hari biasa, memang tak
banyak pengunjung ke pantai itu. Selain itu, di Sendangbiru Anda bisa
berenang, memancing dan berperahu. Di sini sudah disediakan area parkir,
toilet, mushola, shelter, menara pandang, pusat informasi, dan
warung-warung makan. Pada saat hari-hari Syawalan, yaitu sekitar tanggal
7-8 Syawal, banyak yang berperahu ke Pulau Sempu untuk mengambil air
dari sebuah mata air tawar yang dipercaya bisa untuk kesehatan dan
kesembuhan. Sedangkan setiap tahun, tepatnya pada 27 September penduduk
setempat menyelenggarakan acara petik laut (sedekah laut). Pemandangan di Pantai Sendangbiru cukup menarik. Sebenarnya pasirnya
putih yang bersih dan air lautnya yang biru jernih menjadikan
pemandangan yang indah. Kapal nelayan yang berwarna-warni bersandar rapi
di tepi pantai. Kapal tersebut tidak hanya digunakan sebagai sarana
mencari ikan saja, namun juga disewakan untuk wisatawan. Anda bisa
menyewa kapal tersebut untuk berkeliling di sekitar pantai. Biaya yang
dipatok tidak terlalu mahal, hanya Rp 100.000 untuk kapal motor dan Rp
50.000 untuk kapal yang didayung. Di tengah laut, Anda bisa melihat ke
bawah. Di sana pemandangan bawah laut jelas terlihat. Ikan-ikan kecil
yang berenang di sela-sela karang membuat pengalaman Anda mengunjungi
Pantai Sendangbiru tidak akan terlupakan. Perahu bisa dinaiki maksimal
sampai 12 orang. Keberadaan Pantai Sendangbiru yang terkenal itu, tidak bisa lepas
dari adanya sendang (sumber mata air) di bawah bukit yang airnya
berwarna biru. Sendang itulah yang menjadi cikal bakal pantai tersebut
dinamakan Sendangbiru hingga saat ini. Posisi sendang sekitar 1
kilometer dari arah barat pantai. Dari pantai naik ke perkampungan
menuju jalur lintas selatan (JLS). Di sebelah kiri JLS dari arah pantai
terdapat jalan setapak menuju bawah bukit. Di situlah terdapat sumber
air yang luasnya antara 10 x 8 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Warna
airnya biru. Terdapat dua sendang di kawasan tersebut. Selain
Sendangbiru juga ada Sendanggambir. Namun debit air Sendangbiru lebih
besar. Dari dua sendang itulah warga kawasan Sitiarjo dan sekitarnya
bergantung.
4. Sipelot Tumpel Gading Kec. Tirtoyudo 70 km dr Kota Malang
Pantai Sipelot adalah sebuah pantai di pesisir selatan Pulau Jawa yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif masuk wilayah Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1]. Jika dari Kota Malang Anda bisa menuju Kecamatan Dampit lalu menuju jalan arah ke Kecamatan Tirtoyudo.
Tidak jauh setelah memasuki Kecamatan Tirtoyudo terdapat petunjuk arah
untuk berbelok ke kanan menuju Pantai Sipelot dan lurus ke arah tenggara
sampai Desa Pujiharjo. Jalan menuju Pantai Sipelot sudah mulus
beraspal, tetapi Anda harus tetap harus berhati-hati karena jalannya
sempit dan berkelok-kelok sampai ke area pantai. Sekitar 10 km dari
pantai, beberapa ruas jalan agak berlubang dan terkadang terdapat
sebaran pasir di jalan yang akan dilalui. Dari perkampungan Pujiharjo
menuju pantai masih sekitar 2 kilometer. Memasuki Desa Pujiharjo dari
Perkebunan Kalibakar yang tidak jauh dari lokasi Pantai Sipelot, setiap
pengunjung akan disuguhi panorama yang indah. Di sepanjang jalan menuju Pantai Sipelot tampak hamparan perkebunan pisang, kopi, dan tambak udang yang luas. Panorama menawan bisa kita saksikan bila kita mengunjungi Pantai Sipelot. Dari atas bukit
kita bisa menikmati pasir putih dan laut yang memantulkan sinar
matahari sehingga tampak mengkilap. Perbukitan yang pada era 1998
menjadi hutan lindung memberikan berkah tersendiri bagi warga sekelilingnya, namun sekarang berubah karena ulah segelintir oknum masyarakat. Sesampainya di Pantai Sipelot pengunjung akan melihat indahnya pasir
putih yang terhempas oleh deburan ombak laut yang tiada hentinya. Pantai
yang memiliki kedalaman 10 meter dengan warna laut kebiru-biruan
menimbulkan rasa nyaman untuk lebih lama memandangi jauhnya buih. Di
sepanjang tepi pantai banyak pepohonan yang bisa digunakan berteduh para
pengunjung. Pantai Sipelot terdiri dari tiga area, di area tengah
biasanya digunakan para nelayan untuk menyandarkan perahunya. Sebaiknya
Anda memilih pantai yang sebelah kiri atau kanan karena lebih sepi dan
terdapat air payau. Di pantai ini sudah menyediakan beberapa fasilitas
yang cukup lengkap, seperti lapangan parkir, warung makan, mushala dan toilet. Dan satu lagi, untuk memasuki Pantai Sipelot ini, Anda tidak akan dipungut biaya masuk. Pantai Sipelot banyak menyimpan keindahan di dalamnya. Terdampar
pasir putih yang luas sepanjang hampir 2 kilometer serta perbukitan
tinggi yang hijau. Garis pantainya yang panjang dan berbentuk melingkar
mirip seperti danau. Meskipun termasuk pantai selatan, ombaknya
tergolong agak tenang. Hal itu karena Pantai Sipelot terletak di sebuah
teluk dan adanya cerukan daratan yang menaungi di kanan-kiri pantai ini.
Di ujung sebelah timur pantai terdapat sebuah muara kecil semakin
membuat kita betah untuk tinggal. Di dekat muara tersebut terdapat
sebuah tebing
yang cukup tinggi dengan bongkahan batu-batu besar di sisi pantai. Di
balik tebing tersebut pantainya juga berpasir putih dengan beberapa
perahu bersandar di sana. Ada juga sebuah air terjun di dekat Pantai Sipelot ini, oleh penduduk setempat dinamakan Coban Sipelot.
Untuk mencapainya Anda harus menyeberangi teluk terlebih dahulu. Di
sini banyak perahu nelayan yang bisa mengantarkan menuju Coban Sipelot
dengan biaya sekitar Rp 50 ribu. Coban ini tidak terlalu tinggi hanya
sekitar 10 meter. Dengan memakai perahu Anda juga bisa menikmati
indahnya laut sambil menggunakan sampan. Selain itu pengunjung bisa
melihat lebih dekat Watu Gedeg atau sebutan sebuah karang yang mirip
dinding dari bambu. Konon nama asli pantai ini adalah Spelot yang berasal dari bahasa Belanda
dan artinya persinggahan. Menurut sejarahnya pada zaman dahulu pantai
ini memang menjadi tempat persinggahan paling nyaman bagi Belanda.
Di pinggir pantai biasanya terdapat puluhan kapal nelayan berjajar.
Keberadaan perahu ini seolah merusak pemandangan pantai yang sebenarnya
cukup indah. Banyaknya nelayan inilah menjadikan potensi wisata
pantainya agak meredup. Tidak begitu banyak wisatawan yang datang untuk
menikmati pemandangan. Sebaiknya untuk ke depannya dilakukan penataan
nelayan sehingga pantai kembali cantik dan menarik.
5. Wonogoro Gedangan 69 km dr Kota Malang
Pantai Wonogoro adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang secara administratif berada di Dusun Sukorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur . Untuk mencapai wanawisata pantai ini, pengunjung bisa mengikuti arah menuju Pantai Balekambang di Kecamatan Bantur. Di jalan menuju Pantai Balekambang, terdapat sebuah perempatan Jalan Lintas Selatan. Bila berbelok ke kanan akan menuju ke Pantai Kondang Merak, bila berbelok ke kiri akan menuju ke Pantai Nganteb
dan Pantai Wonogoro. Sudah ada petunjuk arah di perempatan ini,
sehingga para pengunjung tidak akan mengalami kesulitan untuk mendatangi
Pantai Wonogoro ini. Dari perempatan itu, berbelok ke kiri dan mengikuti Jalan Lintas
Selatan yang belum selesai dibangun. Dari perempatan menuju Pantai
Wonogoro masih sekitar 2,5 kilometer lagi dengan kondisi jalan makadam.
Kontur jalan naik turun disertai medan yang cukup terjal sehingga
kendaraan harus berhati-hati untuk melaluinya. Bahkan bila pada musim
penghujan jalanan licin dan berlumpur. Terdapat sebuah jembatan melewati
Sungai Kalibarek yang cukup bagus untuk diabadikan pengunjung. Di sebuah perempatan terdapat papan petunjuk untuk mengarahkan pengunjung, bila terus ke timur akan menuju ke Pantai Nganteb
dan bila berbelok ke kanan akan menuju ke Pantai Wonogoro. Dari
perempatan ini, jalanan sudah mulai bagus. Sampai ke pantai ada beberapa
bagian yang sudah diaspal dan sebagian lagi akan diaspal. Di tepi jalan
beraspal ini terdapat area pertambangan pasir besi,
yang dibatasi dengan pagar tembok sampai hampir mencapai Pantai
Wonogoro. Setelah itu Anda akan sampai di Pantai Wonogoro yang cukup
sepi, bahkan tidak ada pungutan untuk memasuki pantai ini. Pengunjung bisa berteduh di antara pepohonan yang banyak tumbuh di tepi pantai ini sambil memandang birunya samudera.
Pantai Wonogoro berombak cukup besar, jadi pengunjung disarankan untuk
tidak berenang di pantai ini. Anda bisa menyusuri hamparan Pantai
Wonogoro sepanjang kira-kira satu kilometer lebih dengan dibatasi bukit
kecil di kedua tepinya. Pasir pantainya putih dengan campuran pasir besi
yang kelihatan berkilauan bila ditimpa sinar matahari. Di tepi pantai
terdapat batu karang memanjang setinggi pantai yang menahan deburan
ombak laut selatan. Di sebelah timur pantai terdapat sungai kecil yang
bermuara di ujung timur area pantai. Biasanya banyak komunitas pemancing
yang mendatangi Pantai Wonogoro ini. Bila ke pantai ini sebaiknya pagi hari kemudian perjalanan bisa
dilanjutkan ke Pantai Nganteb yang terletak tidak jauh dari Pantai
Wonogoro ini. Di dekat pantai ini terdapat sebuah perusahaan
pertambangan pasir besi yang keberadaannya masih ditentang oleh
masyarakat setempat. Hal itu karena dikhawatirkan pertambangan itu akan
merusak ekosistem
pantai dan tidak memberikan keuntungan yang signifikan pada masyarakat
desa. Di pantai tersebut terdapat beberapa papan pengumuman berisi
larangan memasuki area pertambangan. Area tersebut ditutup dengan
dinding bambu
sampai hampir tepi pantai. Sayangnya di pantai ini tidak ada fasilitas
penunjang bagi pengunjung yang datang. Sebaiknya pengunjung membawa
perbekalan makanan dari rumah karena tidak ada penjual makanan di sini.
Sehingga tidak banyak aktifitas yang Anda lakukan di pantai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar