Kamis, 31 Desember 2015

Wisata Pantai Di Malang

1. Pantai Goa China

pantai goa cina 

 

Pantai Goa China adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di Dusun Tumpak Awu, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Nama asli pantai ini adalah Pantai Rowo Indah, namun karena pernah terjadi peristiwa kematian seorang China yang sedang bertapa di dalam goa yang ada di kawasan pantai ini, nama Rowo Indah kalah popular daripada Goa China sampai sekarang. Tidak ada catatan resmi tahun berapa tragedi itu terjadi, namun warga sekitar pantai meyakini sekitar 20 tahunan silam. Dari Pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan menuju Pantai Goa China ini hanya perlu waktu 15 menit saja karena kedua pantai ini hanya berjarak tak lebih dari 7 km. Aksesnya pun sangat mudah karena melewati jalur lingkar selatan (JLS) dengan aspal yang mulus. Terdapat petunjuk arah dan rambu yang akan memandu pengunjung untuk menuju lokasi. Tetapi Anda harus tetap berhati-hati karena jalannya berkelok-kelok dan berada di sisi jurang. Sebelum memasuki Pantai Goa China kita akan melewati Jembatan Bajulmati yang berada di atas muara laut tersebut. Jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 80 meter dengan lebar sekitar 20 meter untuk dua jalur. Arsitekturnya cukup bagus dengan tiang melengkung di tengah jembatan dengan posisi membujur. Ketinggian tiang mencapai 20 meter. Model jembatan ini khas sekali sehingga cukup artistik. Jarak sekitar satu kilometer ke arah timur dari jembatan itu, ada pintu masuk menuju Pantai Goa China. Sayang, akses dari JLS menuju Pantai Goa China agak susah, sekitar 500 meter jalan rusak parah. Jalannya sebenarnya cukup lebar, namun karena jalan dari tanah tidak rata dan banyaknya bebatuan kapur. Apalagi ketika tergenang hujan, jalan cukup lembek dan licin. Namun sulitnya medan itu sebanding dengan panorama alam yang disajikan Pantai Goa China. Tiket masuk Pantai Goa China sebesar Rp 4.000 dan parkir kendaraan sebesar Rp 5.000. Luas area Pantai Goa China tidak begitu luas, namun keberadaan tiga pulau yang berada di tengah-tengah pantai membuat pandangan lebih indah. Tiga pulau itu adalah [[[Pulau Bantengan]], Pulau Goa China dan Pulau Nyonya. Di pinggir pantai ini cukup asri, pohon-pohon berbagai jenis seperti pohon cembirit, ketapang, dan pohon jenis tutup berjajar rapi di area pinggir pantai. Pohon-pohon ini cukup meneduhkan pengunjung, apalagi di bibir pantai yang cukup jernih hingga kelihatan batu karangnya. Keberadaan goa di pantai ini terletak di sisi kanan pantai sekitar 50 meter dan berada di bukit karang. Goa tersebut sebenarnya tidak begitu bagus, hanya rongga biasa yang menjorok sekitar delapan meter dengan ketinggian sekitar dua meter. Siapa pun bisa dengan mudah masuk. Ruangan di dalamnya juga cukup lebar, bisa untuk dua orang berjalan beriringan. Lebarnya kira-kira dua meteran. Meski namanya goa, tapi tidak terlihat batu-batu stalaktit maupun stalakmit yakni batu-batu yang menjorok tajam dari atas goa maupun dari sisi tebing maupun dasr goa. Jadi, goa ini lebih tepat disebut sebagai rongga yang ada di dalam karang. Meski begitu, goa terlihat memiliki nilai magis yang kuat. Selain popular dengan keberadaan goanya, pantai ini juga menyajikan fenomena alam yang langka, yakni terjadinya gelombang bersimpangan tidak keruan dari tiga arah, selatan, timur dan barat. Arus gelombang itu selalu bertabrakan di antara Pulau Bantengan dan Pulau Nyonya. Karena arus gelombang yang bertabrakan demikian kuat, sehingga memunculkan suara bergemuruh. Inilah salah satu fenomena alam yang cukup langka di pantai Malang Selatan. Karena besarnya ombak, tidak ada perahu nelayan yang berani bersandar di pantai ini. Kawasan Pantai Goa China ini hanya menjadi jalur lalu lintas para nelayan dari segala penjuru menuju Pantai Sendangbiru. Berbagai fasilitas terdapat di pantai ini misalnya warung makan, musholla, masjid, kamar mandi, dan tempat parkir akan membuat liburan Anda terasa menyenangkan.

 

2. Pantai Balekambang Bantur 57 km dr Kota Malang

 

Pantai Balekambang 

 

Pantai Balekambang adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif masuk wilayah Dusun Sumber Jambe, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1] dan merupakan salah satu wisata andalan Kabupaten Malang sejak 1985 hingga kini. Daya tarik Balekambang utamanya tentu panorama alam, gelombang ombak yang memanjang hampir dua kilometer, serta hamparan pasir nan luas. Area pasir putih terlihat bersih dari sampah maupun kotoran sehingga cukup nyaman bagi pengunjung untuk bermain dan berolahraga. Bahkan tak jarang di pantai ini menjadi tempat latihan sejumlah klub sepakbola seperti Arema dan Persema. Pantai ini mulai berkembang dan disinggahi masyarakat luas tahun 1978, setelah adanya pembukaan akses jalan yang dilakukan Kades Srigonco Tukiran. Nama Balekambang kian dikenal setelah secara resmi dibuka sebagai salah satu tempat wisata oleh Bupati Malang, Eddy Slamet pada 1983. Saat itu jalan pun sudah dimakadam. Pantai ini pula diresmikan sebagai tempat perkemahan pramuka Kabupaten Malang. Kini, akses menuju Balekambang sudah mudah dan nyaman, pengunjung hanya kesulitan ketika berada di kawasan Jurang Mayit karena tanjakan yang menikung tajam. Tetapi, jalannya sudah beraspal mulus karena aksesnya yang bagus, hanya butuh waktu tak lebih dari 30 menit dari kota Kecamatan Bantur ke Balekambang. Pantai Balekambang terus berbenah, sejumlah fasilitas tambahan disediakan pengelola, salah satunya flying fox. Permainan ini dilaunching sejak Agustus 2012, namun flying fox ini hanya buka setiap Sabtu-Minggu. Selain flying fox, permainan untuk anak-anak juga menjadi daya tarik. Beragam varian mainan seperti ayunan, patung hewan lengkap tersedia. Bahkan tak lama lagi akan disediakan persewaan ATV. Pantai Balekambang selain sebagai wisata alam , juga bisa disebut sebagai tempat wisata religi. Karena pada hari-hari tertentu, ribuan pengunjung datang ke pantai ini untuk melakukan ritual. Bagi umat Islam, mereka menjalani ritual dengan berziarah ke makam Syaikh Abdul Jalil, orang pertama yang membabat Pantai Balekambang. Setiap tanggal 1 Sya’ban, para peziarah meluber ke makam yang berada terpencil di tepi Kali Berek, jaraknya sekitar 1 km sebelum masuk Pantai Balekambang dari arah Bantur. Asal usul Syaikh Abdul Jalil dikabarkan berasal dari Jogjakarta. Dia adalah seorang keluarga ningrat yang memiliki ilmu agama cukup tinggi, karena itu pengaruhnya di masyarakat begitu kuat. Apalagi Syaikh Abdul Jalil termasuk yang tidak mau kompromi kepada penjajah Belanda, karenamya Belanda menjadikannya sebagai orang yang harus disingkirkan. Selain umat Islam, umat Hindu pun menjadikan pantai ini sebagai tempat ibadah utama setiap setahun sekali. Tepatnya pada hari raya Nyepi, lokasinya di Pura Amarta Jati yang berada di Pulau Ismoyo. Pulau ini menjorok masuk dari bibir pantai sekitar 70 meter yang dihubungkan dengan jembatan. Keberadaan pura ini bagai magnet tersendiri bagi Pantai Balekambang. Tradisi Nyepi dengan menggelar ritual keagamaan Hindu selalu dinantikan wisatawan dari berbagai daerah, termasuk wisatawan asing. Di sekitar Pantai Balekambang juga sudah tersedia penginapan untuk para pengunjung. Pertama yaitu di penginapan Bamboo terdapat 8 kamar yang dibandrol Rp 150 ribu perharinya. Sedangkan yang terbaru adalah Hotel Wibisana sebanyak 10 kamar, yang kualitasnya lebih baik dibanding penginapan Bamboo. Kamar baru ini kelasnya dibandrol dengan tarif Rp 250 ribu per hari. Untuk kategori Large bisa menampung hingga enam orang dengan didukung fasilitas kamar mandi dan listrik. Dua jenis tipe penginapan ini memiliki fasilitas yang memadai dan seluruhnya menyuguhkan view langsung pantai dan laut lepas.

 

3. Sendang Biru Donomulyo 70 km dr Kota Malang

 

 

sendang biru 

 

Pantai Sendangbiru adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif berada di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1]. Pantai Sendangbiru merupakan salah satu wanawisata yang dimiliki oleh Perum Perhutani dan dikelola oleh KBM JLPL Unit II. Terletak di petak 81 dan 86 dengan luas baku 50 ha dan luas area manfaat 3 ha, RPH Sumber Agung, BKPH Sumbermanjing, KPH Malang termasuk kelas hutan lindung. Jarak dari Kota Malang sekitar 67 kilometer dan diperlukan waktu sekitar 2-2,5 jam untuk sampai ke Pantai Sendangbiru. Satu-satunya sarana transportasi adalah kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum yang melintas di sana. Pantai ini tidak jauh letaknya dari Pantai Goa China, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan kendaraan bermotor. Dari JLS masuk menuju bibir pantai pun juga sudah beraspal. Hanya sebagian ruas jalan saja yang aspalnya mengelupas. Pantai Sendangbiru mulai dibuka pertama tahun 1970. Hanya saja waktu itu masih nelayan lokal. Baru pada 1980-an, nelayan dari luar daerah juga masuk ke Sendangbiru. Hal itu karena dibangunnya pangkalan pendaratan ikan Pondokdadap pada tahun 1980-1989. Pantai ini tepat berhadapan dengan Pulau Sempu, hanya terpisahkan oleh Selat Sempu yang sempit dan dengan panjang sekitar 4 kilometer. Di selat ini cocok digunakan untuk berperahu atau olahraga air lainnya karena lokasinya terlindung oleh Pulau Sempu. Oleh karena itu, biasanya pantai ini digunakan sebagai pintu masuk menuju Pulau Sempu yang terkenal dengan kealamiannya. Adanya Pulau Sempu menjadi daya tarik sendiri Pantai Sendangbiru. Pulau Sempu, merupakan Cagar Alam yang berdanau tawar penuh ikan lele di tengah hutannya dan juga danau air laut. Salah satu daya tarik pantai ini adalah pasar ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) dan wisata naik perahu bermesin diesel berkeliling pantai. Mayoritas wisatawan yang datang untuk naik perahu dan berbelanja ikan segar karena harganya yang sangat murah. Harga ikan mengikuti musim, sehingga jika pada saat ombak sedang tinggi harga ikan mahal. Hasil laut yang dapat ditemui di Sendangbiru antara lain jenis ikan pelagis yaitu lemurung, layang, teri, tongkol, kembung, dan cumi-cumi. Sedangkan untuk jenis damersal antara lain pari, kerapu, kakap putih, kakap merah dan bawal putih serta jenis komoditi ekspor lainnya seperti tuna, tenggiri, cucut, lobster, teripang, dan rumput laut. Saat ini pemandangan Pantai Sendangbiru sudah tak menarik seperti dulu lagi. Apalagi di bibir pantai hanya dipenuhi perahu nelayan dan terkadang terlihat agak kotor di pesisir pantai. Abrasi parah di sisi barat pantai. Pandangan pun juga tak bisa lepas jauh karena terhalang Pulau Sempu. Pengunjung bisa duduk-duduk di sekitar pantai sambil menikmati Pulau Sempu dari jauh dan melihat kesibukan para nelayan melaut dan bersandar di pantai. Pada hari biasa, memang tak banyak pengunjung ke pantai itu. Selain itu, di Sendangbiru Anda bisa berenang, memancing dan berperahu. Di sini sudah disediakan area parkir, toilet, mushola, shelter, menara pandang, pusat informasi, dan warung-warung makan. Pada saat hari-hari Syawalan, yaitu sekitar tanggal 7-8 Syawal, banyak yang berperahu ke Pulau Sempu untuk mengambil air dari sebuah mata air tawar yang dipercaya bisa untuk kesehatan dan kesembuhan. Sedangkan setiap tahun, tepatnya pada 27 September penduduk setempat menyelenggarakan acara petik laut (sedekah laut). Pemandangan di Pantai Sendangbiru cukup menarik. Sebenarnya pasirnya putih yang bersih dan air lautnya yang biru jernih menjadikan pemandangan yang indah. Kapal nelayan yang berwarna-warni bersandar rapi di tepi pantai. Kapal tersebut tidak hanya digunakan sebagai sarana mencari ikan saja, namun juga disewakan untuk wisatawan. Anda bisa menyewa kapal tersebut untuk berkeliling di sekitar pantai. Biaya yang dipatok tidak terlalu mahal, hanya Rp 100.000 untuk kapal motor dan Rp 50.000 untuk kapal yang didayung. Di tengah laut, Anda bisa melihat ke bawah. Di sana pemandangan bawah laut jelas terlihat. Ikan-ikan kecil yang berenang di sela-sela karang membuat pengalaman Anda mengunjungi Pantai Sendangbiru tidak akan terlupakan. Perahu bisa dinaiki maksimal sampai 12 orang. Keberadaan Pantai Sendangbiru yang terkenal itu, tidak bisa lepas dari adanya sendang (sumber mata air) di bawah bukit yang airnya berwarna biru. Sendang itulah yang menjadi cikal bakal pantai tersebut dinamakan Sendangbiru hingga saat ini. Posisi sendang sekitar 1 kilometer dari arah barat pantai. Dari pantai naik ke perkampungan menuju jalur lintas selatan (JLS). Di sebelah kiri JLS dari arah pantai terdapat jalan setapak menuju bawah bukit. Di situlah terdapat sumber air yang luasnya antara 10 x 8 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Warna airnya biru. Terdapat dua sendang di kawasan tersebut. Selain Sendangbiru juga ada Sendanggambir. Namun debit air Sendangbiru lebih besar. Dari dua sendang itulah warga kawasan Sitiarjo dan sekitarnya bergantung.

 

4. Sipelot Tumpel Gading Kec. Tirtoyudo 70 km dr Kota Malang

 

pantai sepilot 

 

Pantai Sipelot adalah sebuah pantai di pesisir selatan Pulau Jawa yang terletak di tepi Samudera Indonesia secara administratif masuk wilayah Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur[1]. Jika dari Kota Malang Anda bisa menuju Kecamatan Dampit lalu menuju jalan arah ke Kecamatan Tirtoyudo. Tidak jauh setelah memasuki Kecamatan Tirtoyudo terdapat petunjuk arah untuk berbelok ke kanan menuju Pantai Sipelot dan lurus ke arah tenggara sampai Desa Pujiharjo. Jalan menuju Pantai Sipelot sudah mulus beraspal, tetapi Anda harus tetap harus berhati-hati karena jalannya sempit dan berkelok-kelok sampai ke area pantai. Sekitar 10 km dari pantai, beberapa ruas jalan agak berlubang dan terkadang terdapat sebaran pasir di jalan yang akan dilalui. Dari perkampungan Pujiharjo menuju pantai masih sekitar 2 kilometer. Memasuki Desa Pujiharjo dari Perkebunan Kalibakar yang tidak jauh dari lokasi Pantai Sipelot, setiap pengunjung akan disuguhi panorama yang indah. Di sepanjang jalan menuju Pantai Sipelot tampak hamparan perkebunan pisang, kopi, dan tambak udang yang luas. Panorama menawan bisa kita saksikan bila kita mengunjungi Pantai Sipelot. Dari atas bukit kita bisa menikmati pasir putih dan laut yang memantulkan sinar matahari sehingga tampak mengkilap. Perbukitan yang pada era 1998 menjadi hutan lindung memberikan berkah tersendiri bagi warga sekelilingnya, namun sekarang berubah karena ulah segelintir oknum masyarakat. Sesampainya di Pantai Sipelot pengunjung akan melihat indahnya pasir putih yang terhempas oleh deburan ombak laut yang tiada hentinya. Pantai yang memiliki kedalaman 10 meter dengan warna laut kebiru-biruan menimbulkan rasa nyaman untuk lebih lama memandangi jauhnya buih. Di sepanjang tepi pantai banyak pepohonan yang bisa digunakan berteduh para pengunjung. Pantai Sipelot terdiri dari tiga area, di area tengah biasanya digunakan para nelayan untuk menyandarkan perahunya. Sebaiknya Anda memilih pantai yang sebelah kiri atau kanan karena lebih sepi dan terdapat air payau. Di pantai ini sudah menyediakan beberapa fasilitas yang cukup lengkap, seperti lapangan parkir, warung makan, mushala dan toilet. Dan satu lagi, untuk memasuki Pantai Sipelot ini, Anda tidak akan dipungut biaya masuk. Pantai Sipelot banyak menyimpan keindahan di dalamnya. Terdampar pasir putih yang luas sepanjang hampir 2 kilometer serta perbukitan tinggi yang hijau. Garis pantainya yang panjang dan berbentuk melingkar mirip seperti danau. Meskipun termasuk pantai selatan, ombaknya tergolong agak tenang. Hal itu karena Pantai Sipelot terletak di sebuah teluk dan adanya cerukan daratan yang menaungi di kanan-kiri pantai ini. Di ujung sebelah timur pantai terdapat sebuah muara kecil semakin membuat kita betah untuk tinggal. Di dekat muara tersebut terdapat sebuah tebing yang cukup tinggi dengan bongkahan batu-batu besar di sisi pantai. Di balik tebing tersebut pantainya juga berpasir putih dengan beberapa perahu bersandar di sana. Ada juga sebuah air terjun di dekat Pantai Sipelot ini, oleh penduduk setempat dinamakan Coban Sipelot. Untuk mencapainya Anda harus menyeberangi teluk terlebih dahulu. Di sini banyak perahu nelayan yang bisa mengantarkan menuju Coban Sipelot dengan biaya sekitar Rp 50 ribu. Coban ini tidak terlalu tinggi hanya sekitar 10 meter. Dengan memakai perahu Anda juga bisa menikmati indahnya laut sambil menggunakan sampan. Selain itu pengunjung bisa melihat lebih dekat Watu Gedeg atau sebutan sebuah karang yang mirip dinding dari bambu. Konon nama asli pantai ini adalah Spelot yang berasal dari bahasa Belanda dan artinya persinggahan. Menurut sejarahnya pada zaman dahulu pantai ini memang menjadi tempat persinggahan paling nyaman bagi Belanda. Di pinggir pantai biasanya terdapat puluhan kapal nelayan berjajar. Keberadaan perahu ini seolah merusak pemandangan pantai yang sebenarnya cukup indah. Banyaknya nelayan inilah menjadikan potensi wisata pantainya agak meredup. Tidak begitu banyak wisatawan yang datang untuk menikmati pemandangan. Sebaiknya untuk ke depannya dilakukan penataan nelayan sehingga pantai kembali cantik dan menarik.

 

5. Wonogoro Gedangan 69 km dr Kota Malang

pantai wonogoro 

 

Pantai Wonogoro adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang secara administratif berada di Dusun Sukorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur . Untuk mencapai wanawisata pantai ini, pengunjung bisa mengikuti arah menuju Pantai Balekambang di Kecamatan Bantur. Di jalan menuju Pantai Balekambang, terdapat sebuah perempatan Jalan Lintas Selatan. Bila berbelok ke kanan akan menuju ke Pantai Kondang Merak, bila berbelok ke kiri akan menuju ke Pantai Nganteb dan Pantai Wonogoro. Sudah ada petunjuk arah di perempatan ini, sehingga para pengunjung tidak akan mengalami kesulitan untuk mendatangi Pantai Wonogoro ini. Dari perempatan itu, berbelok ke kiri dan mengikuti Jalan Lintas Selatan yang belum selesai dibangun. Dari perempatan menuju Pantai Wonogoro masih sekitar 2,5 kilometer lagi dengan kondisi jalan makadam. Kontur jalan naik turun disertai medan yang cukup terjal sehingga kendaraan harus berhati-hati untuk melaluinya. Bahkan bila pada musim penghujan jalanan licin dan berlumpur. Terdapat sebuah jembatan melewati Sungai Kalibarek yang cukup bagus untuk diabadikan pengunjung. Di sebuah perempatan terdapat papan petunjuk untuk mengarahkan pengunjung, bila terus ke timur akan menuju ke Pantai Nganteb dan bila berbelok ke kanan akan menuju ke Pantai Wonogoro. Dari perempatan ini, jalanan sudah mulai bagus. Sampai ke pantai ada beberapa bagian yang sudah diaspal dan sebagian lagi akan diaspal. Di tepi jalan beraspal ini terdapat area pertambangan pasir besi, yang dibatasi dengan pagar tembok sampai hampir mencapai Pantai Wonogoro. Setelah itu Anda akan sampai di Pantai Wonogoro yang cukup sepi, bahkan tidak ada pungutan untuk memasuki pantai ini. Pengunjung bisa berteduh di antara pepohonan yang banyak tumbuh di tepi pantai ini sambil memandang birunya samudera. Pantai Wonogoro berombak cukup besar, jadi pengunjung disarankan untuk tidak berenang di pantai ini. Anda bisa menyusuri hamparan Pantai Wonogoro sepanjang kira-kira satu kilometer lebih dengan dibatasi bukit kecil di kedua tepinya. Pasir pantainya putih dengan campuran pasir besi yang kelihatan berkilauan bila ditimpa sinar matahari. Di tepi pantai terdapat batu karang memanjang setinggi pantai yang menahan deburan ombak laut selatan. Di sebelah timur pantai terdapat sungai kecil yang bermuara di ujung timur area pantai. Biasanya banyak komunitas pemancing yang mendatangi Pantai Wonogoro ini. Bila ke pantai ini sebaiknya pagi hari kemudian perjalanan bisa dilanjutkan ke Pantai Nganteb yang terletak tidak jauh dari Pantai Wonogoro ini. Di dekat pantai ini terdapat sebuah perusahaan pertambangan pasir besi yang keberadaannya masih ditentang oleh masyarakat setempat. Hal itu karena dikhawatirkan pertambangan itu akan merusak ekosistem pantai dan tidak memberikan keuntungan yang signifikan pada masyarakat desa. Di pantai tersebut terdapat beberapa papan pengumuman berisi larangan memasuki area pertambangan. Area tersebut ditutup dengan dinding bambu sampai hampir tepi pantai. Sayangnya di pantai ini tidak ada fasilitas penunjang bagi pengunjung yang datang. Sebaiknya pengunjung membawa perbekalan makanan dari rumah karena tidak ada penjual makanan di sini. Sehingga tidak banyak aktifitas yang Anda lakukan di pantai ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar