Wisata Taman Kota & Ruang Terbuka di Malang
1. Tarekot (Taman Rekreasi Kota)
Taman Rekreasi Kota Malang atau Tarekot terletak tepat di jantung kota,
tepatnya di belakang Gedung Balaikota Malang. Taman ini dibangun
bertujuan untuk memfasilitasi keinginan masyarakat Malang akan tempat
rekreasi di tengah kota yang memadai dan terjangkau.
Tarekot ini
tidak hanya memiliki sarana permainan untuk anak-anak, tetapi juga
terdapat sarana olahraga (joging track, kolam renang, area senam
bersama), sarana pendidikan (koleksi flora dan fauna), serta sarana
belanja (stand produk unggulan dan stand makanan khas Malang).
Berekreasi ke Taman Rekreasi Kota Malang tidak hanya menyenangkan,
tetapi juga menyehatkan dan dapat menambah pengetahuan.
Namun
sayangnya kondisi Tarekot kurang diperhatikan sehingga banyak fasilitas
yang rusak dan tidak layak pakai lagi. Bahkan koleksi satwa yang ada di
sini juga sudah banyak yang mati. Padahal tempat rekreasi ini bisa
menjadi alternatif warga Malang yang ingin berwisata murah dan dekat.
2. Alun-Alun Kota Malang
Alun-alun kota Malang adalah satu dari dua alun-alun yang dimiliki
Malang. Alun-alun ini juga disebut dengan Alun-alun Jami' karena
letaknya tepat di depan Masjid Jami' yang merupakan masjid kebanggaan
warga Malang. Sedangkan alun-alun yang satunya lagi bernama Alun-Alun
Bundar karena memang bentuknya lingkaran dan alun-alun ini terletak
tepat di depan Balai Kota.
Alun-alun kota Malang merupakan ikon
kota Malang yang juga sebagai tempat rekreasi yang tidak pernah sepi.
Ada saja rombongan atau perorangan yang datang ke alun-alun ini. Mungkin
karena letaknya yang strategis juga, tepat di jantung kota Malang dan
dikelilingi oleh beberapa pusat perbelanjaan terkemuka seperti Ramayana,
Sarinah, Mitra, Gajah Mada Plaza serta Malang Plaza. Selain itu,
alun-alun ini juga berlokasi dekat dengan instansi pemerintahan serta
beberapa fasilitas umum seperti hotel, kantor pos, bank, masjid, dan
gereja.
Banyak yang bisa Ngalamers nikmati di alun-alun ini,
salah satunya adalah air mancur dari kolam yang terletak tepat di
tengah-tengah alun-alun. Saat weekend menjelang, alun-alun ini
akan semakin bertambah ramai dengan remaja yang sedang berpacaran.
Banyak orang berjualan juga disekitarnya, jadi Ngalamers sekalian tidak
perlu khawatrir bakal kelaparan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah
kebersihan alun-alun, karena ternyata masih banyak pengunjung yang
membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal hampir di setiap sudut
alun-alun telah tersedia tempat sampah.
3. Alun-Alun Tugu
Alun-Alun Tugu Kota Malang sering juga disebut sebagai Alun-alun Bundar
karena memang berbentuk lingkaran. Dibangun pada masa pemerintahan
kolonial Belanda, alun-alun ini memiliki sebuah tugu yang berdiri kokoh.
Tugu yang menjadi kebanggaan Kota Malang ini dulunya merupakan Taman
Gubernur Jendral Hindia Belanda J.P. Zoen Coen.
Dikelilingi oleh
taman berbunga yang sangat indah serta beberapa pohon Trembesi, tepat
di bawah tugu terdapat kolam yang penuh dengan bunga teratai yang selalu
mekar. Tepat terletak di depan gedung Balai Kota Malang, Alun-Alun
Bundar ini kerap menjadi lokasi untuk sesi foto pra-wedding. Tidak heran
memang karena keindahan taman alun-alun Tugu ini memang begitu
mempesona.
Meskipun terletak di tengah kota yang seharusnya di
penuhi dengan polusi, tetapi udara segar khas Kota Malang tetap bisa
Ngalamers rasakan. Selain terletak tepat di depan Kantor Balai Kota,
Alun-Alun Tugu Kota Malang juga terletak dekat dengan beberapa sekolah
menengah atas seperti SMA 1 dan SMA 4, kantor DPRD Kota Malang, Hotel
Tugu, serta stasiun kereta api kota Malang. Ngalamers juga tidak akan
butuh waktu lama untuk menuju beberapa pusat perbelanjaan seperti
Ramayana, Mitra, Gajahmada, Sarinah, Malang Plaza, atau Matahari
Department Store. Selain itu, Ngalamers hanya perlu untuk berjalan 5
menit untuk sampai di pasar hewan dan pasar bunga.
Waktu paling
pas untuk datang ke alun-alun ini adalah pada pagi atau sore hari dimana
sering terdapat banyak orang melakukan aktivitas olahraga. Jika malam
hari alun-alun tugu akan disinari berbagai macam warna lampu yang
semakin menambah keindahan alun-alun ini.
4. Hutan Kota Malabar
Kita melihat kota Malang saat ini telah berkembang dengan pesatnya.
Lihat saja makin banyaknya pertokoan baru, makin banyak pula kendaraan
bermotor yang berlalu-lalang di jalan raya. Hal ini membuat kota Malang
berkembang di bidang ekonomi. Namun hal ini mempunyai efek samping,
yaitu makin sempitnya lahan yang digunakan sebagai peresapan air, makin
sedikit pohon-pohon sehingga Malang saat ini menjadi makin panas.
Ada lahan di jalan Malabar, yang "disisihkan" oleh Pemkot Malang dan dijadikan sebagaiHutan Kota.
Hal ini patut diacungi jempol untuk Pemkot Malang, karena banyak alih
fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi gedung-gedung dan mall-mall. Seperti
MOG dan MATOS. Kita pasti ingat, MOG dibangun diatas lahan lapangan
hijau stadion Gajayana. Dan MATOS dibangun di atas taman yang cukup
luas. Dan masih banyak lagi gedung-gedung yang dibangun di atas taman
atau ruang terbuka lainnya, yang seharusnya tidak dijadikan sebagai
pusat perbelanjaan, mengingat pada awalnya Malang dibuat sebagai kota
peristirahatan dan sekarang Malang dijadikan kota Pendidikan.
Hutan Kota Malabar ini ada di jalan Malabar, arah timur dari gereja jalan Ijen. Hutan Kota ini luasnya adalah 16.718m2*. Di tengah Hutan Kota Malabar terdapat kolam air yang konon menjadi sumber untuk mengairi taman-taman di kota Malang.
Begitu masuk ke dalam Hutan Kota Malabar ini, mulai terasa hawa yang sejuk dan terdengar kicauan burung. Hutan Kota Malabar ini sudah mulai lebat pohonnya, sehingga berada di dekatnya pun akan terasa hawa yang segar.
Sebagai lahan penghijauan yang berlokasi di tengah kota ini, selain sebagai paru-paru kota Malang, Hutan Kota Malabar ini
sebenarnya dapat juga dijadikan sebagai alternatif tempat rekreasi yang
murah. Seharusnya, pihak pemerintah daerah Malang lebih memperhatikan
keserasian, kenyamanan, dan keindahan Hutan Kota ini.
Sebagai
contoh, di sisi utara timur Hutan Kota ini, ada beberapa bangunan semi
permanen yang dijadikan sebagai warung. Hal ini dapat mengurangi
keindahan dari hutan kota ini. Yang akankah lebih indah dan lebih baik
lagi jika warung-warung itu dibuatkan bangunan semacam pujasera atau
apalah yang tidak mengurangi keindahan hutan kota sekaligus pengunjung
dapat lebih memanfaatkan dan berinteraksi dengan hutan kota, sebagai
wahana berlibur dan belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar